2. Awal Mula Tradisi Naik Dango
![]() |
Dilansir dari situs resmi Kemdikbud (14/08), tradisi Naik Dango ini bermula dari mitos yang berkembang di antara suku Dayak Kanayatn. Saat itu ada warga percaya tentang asal mula padi berasal.
Jadi ada setangkai padi milik Jubata yang ada di Gunung Bawang. Kemudian padi itu dicuri oleh seekor burung pipit, kemudian padinya jatuh ke tangan seorang warga bernama Ne Jaek.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak saat itu lah padi ada di bumi, dan dikenal luas oleh manusia hingga sekarang. Naik Dango kemudian dilakukan setiap musim panen untuk menyampai rasa syukur ke Jubata.
Dalam bahasa Dayak, manusia disebut sebagai Talino. Hingga saat ini Suku Daya Kanayatn percaya bahwa padi merupakan makanan pokok Talino.
3. Prosesi Upacara Adat Naik Dango
![]() |
Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam upacara Naik Dango. Pertama upacara ini dibuka dengan orang-orang menyimpan seikat padi yang baru selesai dipanen, kemudian dimasukkan ke dalam lumbung padi (dango).
Prosesi ini wajib dilakukan oleh setiap kepala keluarga di suku Dayak Kanayatn, terutama bagi mereka yang sehari-harinya bertani atau mengurus sawah. Setelah padi hasil panen ini disimpan di dalam dango, para warga akan menggunakannya sebagai bibit.
Mereka biasanya turun langsung ke ladang untuk menanam padi secara bersama-sama menggunakan bibit dari dalam dango. Sisa dari padi akan disimpan sebagai persediaan ketika musim paceklik atau keadaan tak terduga lainnya.