Starbucks membuka gerai isyarat pertamanya di Jepang. Di sini pengunjung dan barista berkomunikasi dengan bahasa isyarat. Seperti apa suasananya?
Starbucks punya banyak cabang di Jepang, beberapa bahkan menarik perhatian dengan keunikannya. Misalnya Starbucks yang mengusung arsitektur tradisional zaman Edo hingga Starbucks dengan dekorasi serba bunga.
Terbaru, Starbucks menghadirkan gerai unik tapi bukan karena dekorasi atau temanya. Berupa gerai dengan bahasa isyarat pertama di negeri sakura. Banyak barista di sini adalah tunarungu yang menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi, termasuk dengan para pengunjung.
![]() |
Sebelumnya sudah ada gerai Starbucks dengan bahasa isyarat di negara lain. Jepang adalah yang kelima, menyusul dua gerai isyarat di Malaysia, satu di China, dan satu di Amerika Serikat.
Dikutip dari Mothership (2/7), Takafumi Mizuguchi selaku CEO Starbucks Coffee Jepang mengatakan konsep gerai isyarat ini adalah "Infinite Possibilities" atau berarti "Kemungkinan Tak Terbatas." Takafumi mendeskripsikan di gerai isyarat ini, baik barista dan pelanggan tunarungu, bisa saling merasa nyaman.
Baca Juga: Sunyi Coffee : Nikmatnya Kopi Susu Sunyi dan Aglio Olio Racikan Para Difabel
Ia juga berharap kehadiran Starbucks dengan layanan bahasa isyarat di Jepang ini menambah kepedulian orang-orang pada penyandang tunarungu. Sebab mereka adalah bagian dari masyarakat yang juga harus diperhatikan.
![]() |
Lalu bagaimana cara memesan di gerai isyarat Starbucks? Pelanggan yang tak bisa bahasa isyarat mumpuni, bisa menunjuk menu yang diinginkan atau menuliskannya. Cara lain adalah bicara ke tablet canggih yang akan mengartikan kata-kata mereka ke dalam teks.
Mau belajar bahasa isyarat di sini juga bisa. Pasalnya Starbucks Jepang menghadirkan layar digital berisi petunjuk bahasa isyarat sederhana. Di layar ini juga tercantum nomor antrean, berikut gerakan tangan yang menjadi tanda atau arti tiap nomor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Gerai isyarat Starbucks juga diisi berbagai dekorasi bertema bahasa isyarat. Salah satunya celemek para barista yang bertuliskan Starbucks dalam bahasa isyarat. Ada juga karya seni buatan seniman Jepang, Kado Hidehiko yang orang tuanya tunarungu.
Karena beroperasi di tengah pandemi COVID-19, Starbucks tentunya menerapkan protokol kesehatan. Barista dan pegawai menggunakan masker transparan yang memungkinkan pelanggan bisa membaca gerak bibir dan wajah mereka.
Gerai isyarat Starbucks berlokasi di Kunitachi, barat Tokyo. Ada 19 pegawai tunarungu dari total 25 pegawai yang bekerja di sini.
Coffee shop dengan barista penyandang tuna rungu tidak hanya ada di Jepang dan Amerika, tapi juga di Indonesia. Ada beberapa coffee shop lokal yang menerapkan konsep ini. Salah satunya Sunyi Coffee. Sesuai namanya, mampir ke coffee shop ini terasa sunyi karena tak terdengar banyak orang bicara.
Pegawai lain di Sunyi Coffee juga para difabel. Misalnya kasir, cook, hingga pelayan di sini memiliki keterbatasan fisik. Lalu ada juga Kopi Tuli yang khusus mempekerjakan para tunarungu.
Coffee shop dengan sebutan Koptul ini ada di Cinere. Setiap menu kopi di sini diberi simbol huruf sehingga pelanggan yang ingin memesan cukup menyebutkan huruf tertentu saja. Kopi ini dikemas dalam gelas plastik yang kemasannya terdapat bahasa isyarat sederhana.
Baca Juga: Inspiratif! 3 Kafe ini Punya Karyawan Para Difable
(adr/odi)