Roti pipih ini menjadi makanan sehari-hari di Iran. Meski rasanya hambar ada kisah para pria pembuat roti berkat yang membuat roti saat subuh tiba.
Roti berkah atau roti barakat merupakan salah satu hidangan tradisional yang digemari hingga sekarang di Iran. Hampir semua toko kue di Iran pasti menjual roti pipih atau flatbread yang dipanggang ini. Roti berkah menjadi makanan sehari-hari masyarakat Iran.
Baca Juga: Roti Kodok Jadi Tren Baking di Tengah Karantina COVID-19
Dilansir dari Gulf Today (30/06), kebanyakan pembuat roti berkah merupakan pria. Para pria ini bangun di pagi hari sebelum matahari terbit dan mulai membuat adonan roti ketika semua orang masih terlelap tidur.
![]() |
Punya seragam yang sama setiap pembuat roti mengenakan pakaian serba putih dengan topi khas yang menjadi ciri khas mereka. Para pembuat roti berkah yang mahir ini berasal dari berbagai etnis mulai dari Azeris, Kurds dan Lurs.
Semua roti berkah dibuat masih menggunakan metode tradisional. Adonan dicampur dan diuleni dengan tangan-tangan kuat para pria pembuat roti. Kemudian mereka memanggang roti berkah dalam oven tungku hingga roti matang.
Terdapat empat jenis roti berkah yang ukuran dan bentuknya berbeda. Seperti barbari yaitu roti pipih yang punya tekstur cukup tebal dibandingkan jenis lainnya dibuat menggunakan campuran tepung dan ragi teksturnya krispi dan ringan.
Sementar ada juga lavash, jenis roti pipih yang terkenal sehat karena tidak mengandung kolesterol dan dibuat dari oat bran serta gandum utuh.
Sementar roti sangak bentuknya kotak atau segitiga dibuat dari gandum utuh kemudian dipiihkan. Teakhir ada roti jenis taftoon yang digemari karena mengandung banyak nutrisi. Hampir semua roti menggunakan bahan utama tepung gandum dengan taburan biji wijen atau biji poppy di atasnya.
![]() |
Dari keempat jenis roti berkah yang paling digemari ada sangak yang biasanya disantap dengan keju feta, teh manis untuk sarapan, atau tambahan daging kebab untuk makan siang.
Sama seperti bidang lainnya, para pembuat roti berkah ini juga mengalami kesulitan saat pandemi Corona. Pemasukan mereka menurun drastis dan roti buatan mereka tidak selaris biasanya.
"Pada awal pandemi Corona, ada beberapa pelanggan kami yang memutuskan untuk membeli bahan-bahan dari kami dan membuat roti berkah sendiri di rumah," jelas salah satu pembuat roti bernama Esmail Asghari.
Tentunya membuat roti berkah ini tidaklah mudah dan kebanyakan pelanggan mulai kembali membeli roti di toko kue lokal. Pemilik toko juga sudah menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus Corona.
"Saat bulan Ramadhan kami mengalami banyak kesulitan, karena antrean pembeli akan sangat panjang dan orang-orang sudah tidak peduli dengan protokol kesehatan," ungkap pembuat roti Mohammad Mirzhakhani.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Bukan tanpa alasan mengapa roti berkah sangat diminati di Iran. Menurut data yang ada dari Kementerian Kesehatan di Iran, rata-rata setiap orang Iran menyantap 310 gram roti setiap harinya.
"Roti merupakan makanan nasional dan makanan utama bagi warga Iran," lanjutnya.
Selain itu banyak warga Iran yang tak mampu membeli beras sehingga mereka beralih ke makanan yang lebih murah yaitu roti berkah.
"Beras harganya sudah sangat mahal di sini sampai kami tidak mampu membelinya. Kami sekarang makan lauk dengan roti berkah sebagai pengganti nasi," pungkas Mirzakhani.
Selain roti berkah yang populer di Iran juga ada berbagai roti tradisional di setiap negara seperti baguette dari Prancis dan naan dari India.
Baca Juga: Mulai Baguette hingga Naan, Ini 10 Roti Tradisional dari Berbagai Negara
(sob/odi)