Sego berkat atau nasi berkat kerap disajikan saat hajatan oleh masyarakat Jawa. Selain itu, lauk dan bahan untuk membungkusnya juga menarik untuk dibahas.
Sego berkat merupakan nasi bungkus dengan beragam lauk pauk yang biasa disajikan saat hajatan masyarakat Jawa Tengah. Jika biasanya setelah pulang dari hajatan orang yang datang mendapatkan souvenir berupa pernak-pernik, kalau masyarakat Jawa Tengah menyediakan sego berkat ini sebagai souvenirnya.
Ada banyak macamnya, ada yang dikemas menggunakan besek, wadah kardus, dan yang secara tradisional menggunakan daun jati atau pisang. Namun masyarakat Jawa Tengah khususnya Pacitan dan Wonogiri lebih menyukai membungkusnya dengan daun jati. Mereka kerap menyebutnya dengan sego berkat godhong jati (nasi berkat daun jati).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Daun jati di daerah tersebut mudah sekali ditemui. Bahkan di sekitaran rumah warga juga banyak terdapat pohon jati. Sego berkat godhong jati ini punya lauk yang beragam, biasanya terdiri dari bihun goreng, semur daging, oseng lombok (oseng kentang dan cabai), baceman tahu, tempe, dan telur.
detikFood merangkum 5 fakta menarik seputar sego berkat, mulai dari asal-usul hingga politisi yang menyukainya.
Baca Juga: 5 Kreasi Nasi Enak Ini Gampang Dibuat di Rice Cooker
1. Asal Usul Sego Berkat
![]() |
Sego berkat yang bahasa Indonesianya adalah nasi berkat sebenarnya bukan makanan baru. Banyak orang mengetahui sego berkat dikemas menggunakan wadah kardus atau besek. Biasanya disajikan saat hajatan atau acara selamatan.
Namun sego berkat ini aslinya datang dari tanah Jawa, tepatnya di daerah Pacitan dan Wonogiri. Bukan menggunakan wadah kardus atau besek, sego berkat ini aslinya dibungkus daun jati. Apalagi di daerah asalnya daun jati mudah sekali ditemui, bahkan banyak terdapat di sekitaran rumah warga.
Tak hanya dijadikan untuk sajian hajatan, sego berkat juga banyak dijual di kios-kios kecil. Biasanya dijual sebagai menu sarapan. Harga yang ditawarkan para penjual terbilang murah. Di Pacitan, misalnya, Anda bisa menemukan sego berkat yang dibanderol mulai dari Rp 5.000.
2. Disajikan Untuk Hajatan
![]() |
Jika biasanya saat mengundang tamu ke hajatan atau acara pernikahan akan disediakan souvenir berupa pernak-pernik, namun tidak dengan masyarakat Jawa. Mereka akan menerima sego berkat untuk dibawa pulang.
Setiap orang akan menerima satu bungkus sego berkat yang dibungkus godhong jati (daun jati). Walaupun tampilannya sederhana, namun sego berkat bisa dikatakan sebagai ungkapan terima kasih dari tuan rumah untuk para tamunya.
Tak hanya acara pernikahan saja, untuk khitanan juga biasanya disajikan. Masyarakat Jawa juga biasanya menyediakan sego berkat tersebut untuk acara selamatan yang mengumpulkan orang banyak.
3. Lauk yang Disajikan dalam Sego Berkat
![]() |
Tampil sederhana dengan bungkus daun jati, lauk yang disajikan juga tak kalah sederhana. Untuk nasi yang digunakan biasanya nasi putih. Namun ada beberapa orang yang menggunakan nasi campur tiwul (terbuat dari singkong untuk pengganti beras) dan nasi jagung.
Untuk lauknya biasanya terdiri dari 3 macam lauk sederhana. detikFood sempat menyambangi tempat produksi sego berkat khas Wonogiri di Cengkareng, Jakarta Barat, dan mencari tahu tentang lauk yang digunakan. Ibu Murni penjual sego berkat tersebut menggunakan lauk berupa bihun goreng, oseng lombok (oseng kentang dan cabai) dan semur daging.
Ada juga pilihan terik tahu dan telur. Terik merupakan istilah untuk baceman khas Wonogiri yang tak menggunakan kecap manis dan warnanya tidak terlalu gelap. Terik juga tidak digoreng, jadi masih dalam kondisi basah namun rasanya nikmat.
Baca Juga: Uenak Tenan! Sego Berkat Bu Murni yang Jadi Obat Rindu Kampung Halaman
4. Pembungkus Sego Berkat
![]() |
Sego berkat yang disajikan sederhana untuk hajatan oleh masyarakat Jawa Tengah ini sangat dicintai warganya. Untuk membuatnya pun sangat mudah asal ada beberapa lauk pelengkap, sego berkat bisa dihidangkan. Kuncinya juga terdapat di bahan pembungkusnya agar rasanya makin nikmat.
Warga Pacitan dan Wonogiri biasanya menggunakan daun jati sebagai pembungkusnya. Daun ini mudah sekali ditemui di sana, ukurannya juga lebar-lebar. Banyak orang yang mengatakan kalau aroma sego berkat yang dibungkus dengan daun jati terasa berbeda. Makin membuat lahap yang menyantapnya.
Selain daun jati, banyak juga yang menggunakan daun pisang. Namun kini karena telah berkembangnya zaman, sego berkat banyak dikemas dengan kertas minyak pembungkus nasi. Ada juga yang dikemas menggunakan besek plastik atau wadah kardus.
5. Mantan Presiden SBY Pernah Mampir Beli Sego Berkat
![]() |
Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merupakan orang asli Pacitan, Jawa Timur. Tempat dimana sego berkat ini berasal. Pastinya beliau sudah tak asing lagi dengan menu satu ini dan menyukainya.
Saat kunjungannya ke Yogyakarta 3 tahun lalu, SBY begitu beliau kerap disapa sempat menyambangi salah satu Rumah Makan yang menjual sego berkat. Tempat tersebut adalah Rumah Makan Bu Tiwi Tan Tlogo yang berada di kawasan Jalan Wonosari.
Pemilik rumah makan tersebut mengaku kerap dikunjungi oleh SBY karena beliau sangat menyukainya. Lauk favoritnya adalah tempe kedelai dan selalu membungkus beberapa untuk dibawa pulang ke Pacitan. Beliau juga senang minum teh poci gula batu saat mampir ke rumah makan tersebut.