Uenak Tenan! Sego Berkat Bu Murni yang Jadi Obat Rindu Kampung Halaman

ADVERTISEMENT

Uenak Tenan! Sego Berkat Bu Murni yang Jadi Obat Rindu Kampung Halaman

Yenny Mustika Sari - detikFood
Jumat, 12 Jun 2020 18:30 WIB
Sego Berkat khas Wonogiri Bu Murni
Foto: dok. detikFood / Yenny Mustika Sari
Jakarta -

Nasib baik berpihak pada Sri Murni, penjual sego berkat khas Wonogiri yang kebanjiran pesanan di tengah pandemi COVID-19. Omzetnya sampai Rp 3 juta per hari!

Sego berkat merupakan nasi yang kerap disajikan saat hajatan masyarakat Jawa Tengah. Sego berkat ada banyak macamnya, ada yang dikemas menggunakan besek, wadah kardus, atau secara tradisional menggunakan daun jati.

Sego berkat bungkus daun jati ini sangat populer di Jawa Tengah, khususnya Wonogiri dan Pacitan. Tak perlu jauh-jauh untuk mencicipinya apalagi saat ini tidak boleh pergi ke luar kota. Di Jakarta juga ada sego berkat bungkus daun jati yang rasanya enak dan bisa mengobati rindu kampung halaman.

Ibu Sri Murni adalah seorang penjual sego berkat khas Wonogiri yang kebanjiran pesanan di tengah pandemi COVID-19. Berlokasi di Kapuk Kali Pasir, Cengkareng, Jakarta Barat, ibu Murni menawarkan sego berkat tersebut di rumah sederhananya.

Sego Berkat khas Wonogiri Bu MurniSego Berkat khas Wonogiri Bu Murni Foto: dok. detikFood / Yenny Mustika Sari


Saat disambangi detikFood (11/6), suasana rumah ibu Murni penuh dengan beberapa karyawan yang membantunya meracik sego berkat. Ada yang mencetak nasi, membungkus sego berkat, hingga beberapa kurir yang siap untuk mengantar pesanan.

Sego berkat khas Wonogiri buatan ibu Murni tersebut dijual Rp 15.000 per bungkusnya. Isiannya nasi putih dengan lauk bihun goreng, tauge pendek, semur daging, dan oseng lombok (oseng kentang dan cabai). Ada juga pilihan lauk lain seperti terik tahu dan telur (baceman).

Semur daging yang disajikan berupa potongan kecil daging sapi. Rasanya manis gurih dengan tekstur daging yang lembut. Untuk oseng lombok, terdiri dari cabe merah keriting dan hijau serta potongan kentang kecil-kecil. Sensasi pedas akan terasa saat melahapnya.

Sego Berkat khas Wonogiri Bu MurniSego Berkat khas Wonogiri Bu Murni Foto: dok. detikFood / Yenny Mustika Sari


Lalu untuk terik tahu dan telur merupakan baceman. Namun menurut ibu Murni yang membedakan adalah tidak menggunakan kecap. Maka orang Wonogiri kerap menyebutnya dengan terik bukan baceman.

Baca Juga: Luncurkan Menu 'Nasi Ambeng' Khas Jawa, Restoran Singapura Ini Banjir Kritik

Ibu Sri Murni juga menceritakan kepada detikFood soal ide berjualan sego berkat tersebut yang awalnya hanya keisengan semata. Ia mengatakan, "Saya membuat itu terus saya posting kok banyak yang berminat. Ngiler nih, pengen nih, tombo kangen katanya gitu." Ibu Murni lantas membuat sedikit sego berkat untuk mereka yang rindu kampung halamannya.

Namun dua hari kemudian ia terkejut karena pesanan membludak hingga 100 bungkus. Ibu Murni juga mengaku kebingungan apalagi mencari daun jati di Jakarta sangat sulit. Ia lantas dibantu temannya untuk mencari daun jati tersebut yang didapatkan dari Tangerang.

Sego Berkat khas Wonogiri Bu MurniSego Berkat khas Wonogiri Bu Murni Foto: dok. detikFood / Yenny Mustika Sari


Sampai saat ini ibu Murni bisa menjual sego berkat daun jati khas Wonogiri sebanyak 250-500 bungkus per harinya. Diperkirakan omzetnya saat ini bisa mencapai Rp 3 juta per hari padahal modal awalnya hanya sekitar Rp 200.000.

"Aduh kalau modal awal cuma kayak buat makan sendiri saja, Rp 200.000 cukup karena saya cuma beli daging sapi pertama kali setengah kilo gram, terus beli cabe setengah, nasinya juga cuma 2 liter. Terus itu cuma jadi 10 bungkus lalu saya posting." ungkap ibu Murni.

"Kalau sekarang bisa belanja cabai 5 kilo. Pendapatan saya sendiri bisa Rp 3 jutaan per hari, tapi itu kotor karena untuk bayar kurir sendiri, tetangga yang bantu saya juga," lanjut ibu Murni.

Ibu Murni mengaku senang karena sego berkatnya banyak disukai para pelanggannya. Bahkan ia punya langganan dari Polsek Cengkareng, pekerja pabrik di sekitar tempat ia tinggal, karyawan Bank, hingga warga sekitar PIK yang kebanyakan keturunan China.

Sego Berkat khas Wonogiri Bu MurniSego Berkat khas Wonogiri Bu Murni Foto: dok. detikFood / Yenny Mustika Sari


Tak hanya mendapatkan rezeki berlebih, ibu Murni juga bahagia karena bisa membantu tetangga sekitar rumahnya dari segi finansial. Pasalnya banyak dari mereka yang dirumahkan selama pandemi COVID-19.

Ternyata tak hanya varian sego berkat dengan nasi putih saja, ibu Murni juga menjual nasi tiwul dengan lauk urapan sayur, tempe goreng, dan ikan asin (Rp 15.000).

Selain itu ada juga gendar pecel (Rp 10.000), terdiri dari gendar atau nasi yang ditumbuk dengan sejumlah bumbu, ada juga sayur yang terdiri dari daun bayam rebus, tauge rebus, lauk berupa terik tahu (baceman), dan siraman sambal kacang.

Sego Berkat khas Wonogiri Bu MurniSego Berkat khas Wonogiri Bu Murni Foto: dok. detikFood / Yenny Mustika Sari


Ibu Murni juga mempersilakan kalau ada yang hanya ingin membeli lauknya saja. Seperti tetangganya yang ingin bihun atau oseng lomboknya saja, ia hargai Rp 5.000 dan porsinya cukup banyak. Jika ingin memesan sego berkat daun jati khas Wonogiri ini bisa langsung lewat pesan WhatsApp dengan nomor 085777122126.

Baca Juga: Ribuan Warga Berebut Nasi Berkat Tradisi Buka Luwur Sunan Kudus



Simak Video "Gurih Nikmat Sego Berkat Berbalut Daun Jati"
[Gambas:Video 20detik]
(yms/adr)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT