Kasus kematian pria Afrika-Amerika bernama George Floyd terkait rasisme menyebabkan demo besar-besaran di sejumlah negara bagian Amerika Serikat termasuk Washington D.C. Di sana sejumlah demonstran yang rusuh merusak berbagai properti. Mulai dari toko es krim hingga kedai kopi Indonesia pertama di Washington D.C.
Dihubungi detikFood (03/06), Vivit Kavi selaku salah satu pemilik dari kedai kopi Dua Coffee di Washington D.C menceritakan awal mulai kejadian hingga bagian kafe yang hancur karena dirusak oleh demonstran.
Baca Juga: Bela George Floyd, Pemilik Restoran Ini Ikhlas Gerainya Dibakar Demonstran
Kedai Kopi yang Baru Buka Kembali
Foto: Instagram Dua Coffee D.C
|
Vivit menjelaskan bahwa Dua Coffee D.C pertama kali dibuka tahun 2019 tepatnya di bulan September. Enam bulan berselang, Dua Coffee D.C harus tutup karena pandemi Corona sekaligus mengikuti kebijakan yang berlaku dari pemerintah Washington D.C.
"Sabtu kemarin (30/05) merupakan hari pertama Dua Coffee buka kembali setelah tutup selama 2,5 bulan. Itu merupakan hari yang sangat kita nantikan dan hari itu kita buka dari jam 9 pagi hingga jam 2 siang. Lalu malamnya kita dapat kabar bahwa Dua Coffee jadi korban serangan para demonstran," jelas Vivit.
Kaca Kafe yang Rusak Parah
Foto: Instagram Dua Coffee D.C
|
Usai menutup kedai kopinya, Vivit langsung kembali ke rumah untuk beristirahat hingga ia tak sempat menonton berita. Baru keesokan harinya ia mendapatkan banyak pesan tentang Dua Coffee yang menjadi korban kerusuhan di malam hari.
"Pas kita bangun itu langsung lemes lagi. Banyak missed call, banyak chat yang bertanya apa kita baik-baik saja. Lalu kami lihat siaran dari Fox News yang menyorot bagian luar Dua Coffee di mana kacanya sudah pecah dan rusak parah," tutur Vivit yang tinggal di Amerika sejak tahun 2005.
Tidak Ada Barang yang Hilang
Foto: Instagram Dua Coffee D.C
|
"Kejadiannya mungkin sekitar jam 12 malam lewat yang terdengar hanya bunyi dentuman keras dari CCTV. Tapi alhamdulilah tidak ada barang yang dijarah hanya kerusakan pada kaca bagian depan," lanjut Vivi.
Menurutnya meski kaca kedai Dua Coffee dihancurkan tapi masih ada satu lapisan kaca kokoh yang melindunginya.
"Di antara reruntuhan kaca ini ada satu lapisan kaca yang kokoh di sana. Kita juga baru tahu bahwa pihak pemilik gedung ternyata menggunakan kaca dua lapis," sambung Vivit.
Pelanggan yang Khawatir
Foto: Instagram Dua Coffee D.C
|
"Pelanggan kita itu sangat loyal. Ada satu pelanggan yang sudah lansia, dia benar-benar datang ke lokasi untuk mengecek kondisi kita. Kita tentu sangat bersyukur mendapatkan dukungan dari para pelanggan Dua Coffee," jelas Vivit.
Selain itu banyak juga pelanggan yang siap membantu dengan menggalang donasi via online untuk memulihkan Dua Coffee kembali.
"Kami sejak awal membuka Dua Coffee mengusung konsep 'your second home' atau rumah kedua bagi para pelanggan kami. Kafe ini juga menawarkan kehangatan ditemani biji kopi dari Indonesia, sekaligus para barista kami yang berasal dari Indonesia hingga El Savador.
Rencana Untuk Kembali Buka
Foto: Instagram Dua Coffee D.C
|
"Kami sih pengennya buka akhir pekan ini tapi saran dari polisi setempat untuk tutup dulu sampai kondisi kembali kondusif. Akhirnya kami memasang cardboard untuk menutupi bagian kaca yang rusak. Sementara untuk kerugiannya kami belum bisa memberikan jumlah pasti, tapi pasti lebih ke kerugian loss of bussiness karena kami tidak bisa berjualan," pungkas Vivit.
Namun Vivit positif untuk membuka Dua Coffee kembali setelah kondisi di Washington D.C terkendali. Vivit bahkan sudah menyiapkan sneeze guard atau pembatas kaca yang melindungi pembeli dan pelayannya saat bertransaksi.
Selain itu Vivit juga mengemas kopinya dalam kemasan botol, lengkap dengan biji kopi Indonesia seperti Kintamani, Kamojang, Kerinci, Flores, hingga Java Preanger yang jadi ciri khas Dua Coffee D.C.
Baca Juga: Protes Terkait George Floyd Berlanjut, Organisasi Muslim Galang Dana
Halaman 2 dari 6