Hanya Karena Kacang, Konglomerat Korsel Ini Dihujat Satu Negara

Hanya Karena Kacang, Konglomerat Korsel Ini Dihujat Satu Negara

Sonia Basoni - detikFood
Rabu, 20 Mei 2020 10:30 WIB
Hanya Karena Kacang, Konglomerat Korsel Ini Dihujat Satu Negara
Jakarta -

Pada tahun 2014 lalu terjadi insiden yang melibatkan kacang di pesawat. Akibatnya seorang konglomerat di Korea Selatan dihujat satu negara hingga sekarang.

Kasus kacang yang satu ini dikenal dengan nama 'Nut Rage' atau kemarahan yang disebabkan oleh kacang. Kabar ini menyita perhatian publik di Korea Selatan dan dunia.

Semuanya berawal ketika salah satu konglomerat bernama Heather Cho yang merupakan putri dari CEO Korean Air naik ke dalam pesawat. Ia kemudian marah besar karena masalah kacang yang membuat insiden kacang ini terjadi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir dari berbagai sumber berikut lima fakta menarik seputar insiden 'nut rage' yang masih ramai diperbincangkan di Korea Selatan hingga sekarang.

Baca Juga: 12 Fakta Soal Makanan Pesawat Ini Perlu Kamu Ketahui

Keluarga Konglomerat Terkenal

- Foto: AP/Lee Jin-man/Istimewa
Bagi penggemar drama Korea pasti sudah tidak asing dengan istilah 'chaebol' yang memiliki arti keluarga konglomerat. Di Korea Selatan banyak konglomerat yang memiliki lebih dari satu perusahaan besar, seperti keluarga Cho Yang-ho.

Cho Yang-ho merupakan pengusaha sukses sekaligus pejabat eksekutif tertinggi di maskapai Korean Air. Ia juga menjadi ketua perusahaan Grup Hanjin sekaligus pendiri aliansi Syk Team.

Cho Yang-ho memiliki seorang putri yang menjadi pewarisnya bernama Heather Cho. Saat itu Heather Cho menjabat sebagai wakil presiden Korean Air pada tahun 2014. Heather memiliki kekuasaan untuk mengontrol Korean Air.

Awal Insiden Kacang

- Foto: Istimewa
Kejadian bermula pada tanggal 5 Desember 2014. Saat itu Heather Cho berada di New York dan akan kembali ke Korea Selatan menggunakan Korean Air. Ia duduk di kelas utama dan saat itu salah satu awak kabin yang bertugas memberikannya kacang jenis macadamia nuts.

Namun awak kabin itu tidak menyajikan kacang di dalam piring, melainkan memberikan kacang tersebut masih dalam bentuk kemasan. Heather merasa kesal karena menurutnya setiap makanan yang disajikan untuk penumpang kelas utama harus sempurna.

Kacang itu seharusnya disajikan di dalam piring bukan dalam kemasan. Ia mulai mencecar ketua awak kabin yang bertugas saat itu tentang standar prosedur penyajian kacang untuk penumpang kelas utama.

Minta Pesawat Putar Balik

- Foto: Istimewa
Perdebatan antara Heather dan ketua awak kabin semakin memanas. Heather akihrnya memaksa ketua awak kabin itu untuk meninggalkan pesawat tersebut, ia bahkan memaksa pesawat untuk putar balik.

Karena Heather memiliki kekuasaan yang cukup tinggi, akhirnya pesawat tersebut kembali mendarat di John F Kennedy International Airport di New York. Karena kemarahannya tentang kacang ini membuat pesawat mengalami delay selama 20 menit.

Setelah menurunkan ketua awak kabin dari pesawat yang juga merugikan 250 penumpang lain, Heather mulai mendapatkan kritik dan hujatan dari warga Korea Selatan. Bahkan hujatan itu ia dapatkan hingga sekarang.

Kontroversi yang Menimpa

- Foto: AP/Lee Jin-man/Istimewa
Setelah diturunkan dari pesawat ketua awak kabin Park Chang-jin dipaksa oleh maskapai Korean Air untuk mengatakan bahwa dia mengundurkan diri bukan dipecat. Akhirnya kasus ini muncul ke muka umum.

Ditemukan bahwa Heather sudah melakukan penyerangan dan penyiksaan terhadap awak kabin. Seperti memaksa Park Chang-jin untuk meminta maaf dan berlutut di hadapannya, kemudian Heather beberapa kali melayangkan tablet digitalnya ke tangan Park Chang-jin.

Dari sana perilaku buruk Heather yang sebelumnya mulai terungkap. Pada tahun 2013, Heather juga pernah menyerang awak kabin lainnya karena dianggap tak becus memasak ramen instan di pesawat.

Hukuman Penjara

- Foto: Istimewa
Bisa dibilang insiden kacang ini berjalan cukup alot hingga tahun 2015. Meski Heather mengaku bahwa dia sudah meminta maaf secara personal ke Park Chang-jin tapi proses hukum tetap berjalan.

Menurut Seoul Western District Court, Heather dijatuhkan hukuman satu tahun penjara karena terbukti bersalah mengganti rute pesawat. Tapi kemudian hukumannya ini dikurangi menjadi 10 bulan karena Heather terbukti tak bersalah mengganti rute pesawat.

Akhirnya ia hanya menjalani hukuman penjara selama lima bulan saja. Hingga saat ini Heather dan keluarganya masih sering dihujat dan dikritik karena insiden ini di Korea Selatan, disusul dengan saham Korean Air yang sempat turun.

Namun uniknya dari semua kasus yang ada, insiden ini menyebabkan peningkatan penjualan kacang macadamia sebanyak 250%. Banyak juga acara televisi Korea Selatan yang memparodikan insiden ini.

Baca Juga: Melihat Kesibukan di Dalam Dapur Pesawat Terbesar di Dunia

Halaman 2 dari 6
(sob/odi)

Hide Ads