Sekat Kaca Akan Jadi 'New Normal' di Restoran Setelah Pandemi COVID-19

Sekat Kaca Akan Jadi 'New Normal' di Restoran Setelah Pandemi COVID-19

Andi Annisa Dwi Rahmawati - detikFood
Selasa, 19 Mei 2020 16:30 WIB
Sekat Kaca Akan Jadi New Normal di Restoran Setelah Pandemi COVID-19
Foto: Andrew Medichini/AP Photo
Jakarta -

Sekat kaca dipasang di restoran untuk mencegah penyebaran virus Corona. Hal ini diprediksi akan jadi 'new normal' di banyak restoran dunia usai pandemi COVID-19 berakhir.

Berbagai cara dilakukan pebisnis restoran untuk menjaga kesehatan sekaligus kenyamanan pengunjung, apalagi di tengah pandemi COVID-19 yang meresahkan. Misalnya lewat penerapan physical distancing.

Pemilik restoran akan mengurangi kapasitas pengunjung restoran sehingga jarak antar pengunjung di dalam ruangan bisa lebih jauh satu sama lain. Pun menggalakkan praktek sanitasi untuk dilakukan pegawai restoran seperti rutin cuci tangan dan pakai masker.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal lain yang juga banyak dilakukan adalah memasang sekat kaca. Adanya kaca diantara pengunjung bisa mencegah penularan virus Corona. Hal ini ternyata diprediksi akan menjadi pemandangan normal (new normal) di restoran seluruh dunia nantinya.

Seperti apa penggunaan sekat kaca di restoran dunia? Insider (19/5) merangkum informasinya seperti berikut:

1. Restoran di Milan uji coba pemakaian kaca akrilik

Penggunaan sekat kaca di restoran Foto: Claudio Furlan/LaPresse via AP
1. Restoran di Milan uji coba pemakaian kaca akrilik

Lockdown nasional yang diberlakukan pemerintah Italia akan mulai dilonggarkan. Restoran di sana kini tengah bersiap untuk kemungkinan buka kembali pada 1 Juni 2020. Pebisnis restoran pun mencari cara yang tepat untuk melindungi pegawai dan pengunjung mereka.

Beberapa restoran memasang sekat kaca akrilik di meja pengunjung. Salah satunya Goga Cafe di Milan yang telah menunjukkan inisiatif ini pada media. Pemiliknya, Dario dan Neri Goga memasang kaca akrilik di bagian kanan dan kiri pengunjung dalam posisi memanjang.

Hal serupa dilakukan pemilik Ristorante Il Ciak di Roma, Andrea dan Valerio Calderoni. Mereka menjaga jarak aman dengan memasang satu lembar kaca akrilik di antara dua pengunjung dan satu lagi di lorong.

2. Restoran di Hong Kong lakukan hal serupa

Penggunaan sekat kaca di restoran Foto: Istimewa
2. Restoran di Hong Kong lakukan hal serupa

Kaca akrilik juga jadi pemandangan normal yang mulai banyak terlihat di restoran penjuru Hong Kong. Misalnya, jaringan restoran populer Yardbird menunjukkan area bersantap dimana antar kursinya dipasang kacang akrilik tinggi.

Ada juga restoran Cha Chaan Teng di Tai Kok Tsui yang semua mejanya sudah dipasang sekat kaca. Pengunjung masih bisa berbicara ke satu sama lain karena sekat kaca ini transparan. "Sekat kaca ini setidaknya bisa memberikan rasa aman kepada pengunjung," jelas perwakilan dari Cha Chaan Teng.

Pemasangan kaca akrilik atau pembatas lainnya juga terlihat di semua restoran hot pot dan shabu-shabu yang dikelola LH Group. "Kami juga memasang sekat di antara meja untuk keselamatan. Selain itu untuk mendorong para pengunjung makan ke restoran ini dengan orang-orang terdekat saja bukan untuk bersosialisasi," jelas perwakilan LH Group.

Baca Juga: Cegah Virus Corona, Restoran di Hong Kong Pasang Sekat Kaca di Setiap Meja

3. Pengunjung restoran Texas nyaman dengan pembatas kaca

Penggunaan sekat kaca di restoran Foto: Nick De La Torre
3. Pengunjung restoran Texas nyaman dengan pembatas kaca

Pada 1 Mei 2020, restoran di Texas, Amerika Serikat sudah mulai bisa beroperasi. Syaratnya, kapasitas pengunjung hanya 25% dengan jarak antar meja sekitar 1,8 meter.

Arnaldo Richards selaku chef dan pemilik Arnaldo Richard's Picos Restaurant di Houston membuka restorannya dengan memasang sekat kaca akrilik di bagian bar. "Pelanggan kami merasa nyaman dengan hal ini, pada dasarnya apa yang saya sebut kubus kaca akrilik," tutur Richard.

Menurutnya kaca pembatas antara pelanggan dan bartender itu permanen, sementara kaca pembatas antar pelanggan bisa dilepas. Hal ini ditujukan untuk kelompok teman yang datang bersamaan. "Mereka (pelanggan) suka. Ketika masuk dan melihat bar, mereka bilang 'Wow!," kata Richard mengenai komentar pengunjung terhadap sekat kaca.

4. Restoran di Amsterdam buat ruang kaca

Penggunaan sekat kaca di restoran Foto: Reuters
4. Restoran di Amsterdam buat ruang kaca

Bukan sekadar sekat kaca, ETEN Restaurant di Amsterdam, Belanda bahkan membuat ruang kaca untuk pengunjung bersantap. Ruang kaca ini diletakkan di luar ruangan sehingga pengunjung bisa bernafas bebas sambil menikmati aneka hidangan yang disajikan di sana.

Ukuran ruang kaca lumayan besar karena bisa menampung 2 sampai 3 orang di dalamnya. Selain melindungi pegawai dan pengunjung dari penyebaran virus, ruang kaca ini juga menghadirkan kesan romantis apalagi di malam hari.

Saat ini konsep ruang kaca ETEN Restaurant masih dalam tahap pengembangan. Hanya keluarga dan teman-teman dari pegawai restoran yang baru bisa mencobanya. "Ruang kaca ini sangat nyaman dan bagus, makanannya juga enak," jelas Janita Vermulen yang diundang untuk mencoba konsep ruang kaca ini.

Baca Juga: Keren! Restoran di Belanda Ini Siapkan Ruang Kaca Untuk Cegah Virus Corona

5. Ada juga yang tidak suka ide sekat kaca

Penggunaan sekat kaca di restoran Foto: Andrew Medichini/AP Photo
5. Ada juga yang tidak suka ide sekat kaca

Ide memasang sekat kaca di restoran tidak disukai semua chef atau pemilik restoran. Alternatifnya, mereka lebih memilih mengatur jarak aman meja antar pengunjung. Salah satunya dilontarkan David D'Antonio selaku executive chef Angelina a Testaccio Restaurant, di Roma, Italia.

"Saya rasa restoran bisa membuat jarak antar meja dan begitulah caranya," kata David. Ia merasa sekat kaca tidak terlalu diperlukan pengunjung restoran yang datang untuk habiskan waktu bersama. "Bisakah kamu bayangkan itu (sekat kaca) ada di restoran?" lanjutnya.

Ia mengatakan tak melihat alasan orang-orang mau datang ke restoran jika ada penghalang diantara mereka. Pendapat serupa juga disampaikan Gian Luca Giovanetti, executive chef and pemilik Gnocco di Manhattan's East Village. "Saya tidak melihat itu (sekat kaca) sebagai solusi," ujarnya.

Menurutnya kehadiran sekat kaca pada jam makan siang dimana pengunjung restoran banyak yang mengadakan pertemuan bisnis informal masih bisa diterima. Tapi saat makan malam dimana orang-orang ingin habiskan waktu bersama, sekat kaca justru bisa jadi masalah besar.

Halaman 2 dari 6
(adr/odi)

Hide Ads