Masakan ikan khas Bengkulu ini dikenal gurih sedap. Biasanya di bulan ramadan pembeli pendap meningkat tajam. Tetapi kali ini sangat sepi.
Pendap merupakan olahan ikan yang diberi bumbu khusus dan dibungkus daun keladi atau talas. Mirip dengan pepes ikan atau pais ikan. Karena aroma ikannya yang harum dan rasanya gurih lezat, pendap banyak dicari pembeli. Namun sayang, seiring perkembangan zaman para pembuat pendap ini agak sulit dijumpai. Makanan ini kerap dijumpai pada saat bulan ramadhan.
Salah seorang warga yang hingga saat ini masih menekuni pembuatan pendap adalah Nurhasana, wanita paruh baya warga Tanjung Agung kelurahan Sungai Serut kota Bengkulu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sejak pagi hari, Nurhasana telah disibukkan meracik bumbu khusus serta mempersiapkan ikan, salah satu bahan dasar Pendap. Sekikas, Pendap mirip dengan pepes ikan atau pais ikan, namun bedanya, pendap sedikit lebih pedas dan menggunakan ikan yang sudah tidak segar atau biasa disebut ikan mati daging.
Ikan yang telah dibersihkan, dipotong menjadi beberapa bagian, potongan ikan yang telah dibersihkan. Kemudian diaduk dengan bumbu lengkap dalam satu wadah. Bumbu lengkap tersebut terdiri dari kelapa, bawang, cabe dan bahan bumbu lainnya yang telah dicamour dan dihaluskan.
![]() |
Ikan yang telah dicampur bumbu, kemudian dibungkus dengan daun keladi atau talas. Satu bungkus pendap, biasanya menggunakan belasan lembar daun talas. Bagi para pencandu pendap, daun talas tersebut sekaligus dijadikan sayur bersama dengan makanan pendap ikan dan nasi.
Pendap kemudian dimasak hingga matang. Untuk satu wadah besar, biasanya dibutuhkan waktu paling sedikit lima jam. Pendap yang telah dimasak, biasanya ditandai dengan warna daun yang kehitam-hitaman. Pendap yang telah matang, kemudian didinginkan agar mudah dipotong dan siap disantap.
![]() |
Setiap hari Nurhasana mampu membuat 100 pendap. Selain pesanan rumah tangga, pendap-pendap itu juga dijual dipasar tradisional dengan harga rata-rata 10.000 rupiah perbungkusnya.
"Setelah bahan sudah siap,ikan sudah siap,bumbu telah kita siapkan,daunnya dibersihkan dahulu,apabila airnya sudah mendidih baru kita masukkan," ujar Nurhasana saat ditemui detikcom di rumahnya.
Namun, sejak wabah corona melanda, pembeli juga relatif sepi. Nurhasana mengaku, saat puasa pertama biasanya pendap buatannya mulai kebanjiran orderan, Nurhasana berharap kondisi akan kembali pulih seperti tahun lalu.
(sob/odi)