Pemerintah China mempertimbangkan mencoret anjing dari daftar hewan ternak dan unggas. Ada spekulasi memakan daging anjing di China akan segera dilarang.
Baru-baru ini pemerintah China tengah menimbang ulang tentang konsumsi daging anjing di negara tersebut usai Pandemi Corona mereda di sana. Menurut Kementerian Pertanian China, anjing merupakan hewan peliharaan dan bukan hewan ternak atau unggas.
Baca Juga: Shenzhen Kota Pertama di China yang Larang Konsumsi Anjing dan Kucing
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini disebutkan dalam rancangan National Catalogue of Livestock and Poultry Genetic Resources yang dipublikasikan pada tanggal 8 April lalu. Dilansir dari Global Times (12/04), rancangan ini berisi 31 hewan yang masuk ke dalam hewan ternak dan unggas.
![]() |
"Dengan adanya kemajuan peradaban manusia dan kepedulian publik serta perlindungan hewan, anjing sudah berubah dari sumber makanan menjadi hewan peliharaan. Anjing tidak termasuk sebagai daftar hewan ternak atau unggas di seluruh dunia, sehingga China tidak seharusnya memasukkan anjing dalam kategori hewan ternak," jelas Kementerian Pertanian.
Meski begitu pihak Kementerian Pertanian membantah bahwa rancangan ini berhubungan dengan konsumsi daging anjing di sana. Namun banyak orang serta netizen yang berspekulasi bahwa pemerintah China tengah mempertimbangkan untuk melarang konsumsi daging anjing.
Menurut Guo Peng selaku ahli dari Universitas Shandong, langkah pemerintah ini disebut dapat mengakhiri rantai perdagangan anjing ilegal di China. Tentunya rancangan ini menuai pro dan kontra meski belum diresmikan, masih banyak penjual daging anjing di Guangxi yang tidak setuju dengan kebijakan ini.
![]() |
Menurut mereka rancangan itu harus mempertimbangkan aspek kehidupan warga lokal yang bergantung pada penjualan daging anjing. Jika rancangan ini diresmikan maka mereka akan kehilangan sumber penghasilan.
Selain itu banyak juga ahli yang menyebutkan bahwa rancangan ini bisa saja menghentikan festival tahunan daging anjing di Yulin, Guangxi. Di mana warga lokal di sana setiap tahunnya menyembelih anjing kemudian diolah menjadi berbagai makanan. Festival daging anjing ini sudah menuai kecaman dari dulu.
Apalagi sejak dulu masyarakat China percaya bahwa daging anjing ini bernutrisi dan bisa membantu menyembuhkan berbagai penyakit.
Namun setelah wabah COVID-19 menyebar di sana sejak akhir tahun 2019, membuat pemerintah China bergerak cepat mengeluarkan kebijakan sementara untuk menghentikan perdagangan hewan liar.
![]() |
Hingga saat ini pemerintah China belum meresmikan rancangan daftar hewan ternak dan unggas tersebut. Salah satu hewan yang masuk ke dalamnya ada sapi, babi, kambing, dan ayam.
Namun lewat polling online di situs Sina Weibo, ada lebih dari 40,000 netizen di China yang setuju dengan larangan konsumsi daging anjing di China.
Baru-baru ini pemerintah kota Shenzhen menjadi provinsi pertama di China yang melarang perdagangan hingga konsumsi daging anjing dan kucing.
Baca Juga: China Akan Terapkan Denda Rp 100 Juta, Bagi yang Makan Hewan Liar
(sob/odi)