Tak takut ancaman virus corona, sebuah perusahaan di China justru mendorong masyarakat tetap makan daging anjing. Hal ini terkait kebudayaan.
China merupakan tempat di mana virus corona muncul pertama kali. Perdagangan hewan liar yang ada di pasar seafood Huanan, Wuhan disebut sebagai penyebab munculnya virus corona. Ada banyak hewan liar yang dijual untuk dikonsumsi di sana, seperti daging anjing, babi, kelelawar, ular, dan masih banyak lagi.
Oleh karena itu, pemerintah China membuat aturan yang berisi larangan untuk mengonsumsi daging hewan liar setelah virus corona muncul. Aturan itu dilakukan agar penyebaran virus corona tidak semakin luas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Namun, aturan tersebut tidak diindahkan oleh sebuah perusahaan di China. Perusahaan tersebut dikenal dengan nama Fankuai Dog Meat yang terkenal memproduksi daging anjing sebagai hidangan. Fankuai Dog Meat memproduksi berbagai macam hidangan, termasuk daging anjing suwir, daging anjing pedas hingga daging anjing berkuah kaldu.
Baru-baru ini, Fankuai Dog Meat mengunggah proposal berisi protesnya tentang aturan tersebut melalui blog resminya pada Kamis lalu. Mereka mengutuk aturan tersebut karena menganggap bahwa makan daging anjing telah menjadi budaya di China yang sudah ada sejak ribuan tahun.
Baca Juga : Amigos Bar & Cantina Jadi Sorotan Sebagai Lokasi Penularan Virus Corona
Bahkan di China ada sebuah festival makan daging anjing yang selalu diadakan setiap tahun. Dalam festival tersebut masyarakat akan melihat ribuan anjing dibunuh dengan kejam, dikuliti dan dimasak dengan obor sebelum akhirnya dimakan oleh penduduk setempat.
![]() |
Lebih lanjut, perusahaan tersebut juga mengatakan bahwa proposal itu mewakili para pencinta daging anjing dan menciptakan suasana sosial yang tidak harmonis. Karenanya pada proposal itu, Fankuai Dog Meat mendesak pemerintah untuk tidak mengesahkan undang-undang tersebut.
Proposal itu kemudian menjadi viral di media sosial dan menyebabkan kegemparan di kalangan aktivis pencinta hewan di China lainnya. Dampaknya perusahaan langsung menghapus proposal tersebut.
Guo Changgang, seorang akademisi dari Shanghai menyerukan agar aturan pelarangan makan daging anjing harus dilakukan secara sepenuhnya untuk memulihkan citra negara China yang sekarang ini santer disebut 'pemakan esktrem' semenjak virus corona.
![]() |
"Konsumsi daging anjing dan daging kucing tidak pernah menjadi kebiasaan sosial yang diterima secara luas oleh masyarakat," kata Mr Guo, kepala Pusat Penelitian Sejarah Akademi Ilmu Sosial Shanghai.
Dia tahu bahwa upaya pemerintah untuk menindak perdagangan satwa liar untuk mencegah penyebaran virus corona. Namun, dia berharap bahwa aturan tersebut diperluas untuk melindungi hewan.
Baca Juga : Virus Corona Bisa Menular Lewat Alat Makan? Ini Penjelasannya
(raf/odi)