Kehidupan di Korea Utara selalu menarik perhatian karena negara dengan sistem pemerintahan otoriter ini terkenal memiliki kebijakan 'kejam'. Tak banyak orang tahu seperti apa kehidupan di sana mengingat pemerintah Korea Utara sangat tertutup. Informasi yang masuk dan keluar sangat dipantau.
Hal tersebut sangat berbeda dengan 'tetangga' Korea Utara yaitu Korea Selatan. Di sini negaranya sangat terbuka, bahkan budaya musik dan drama Korea Selatan (K-pop) sudah mendunia. Tak ayal, banyak orang selalu penasaran dengan Korea Utara.
Baca Juga: Drama 'Crash Landing on You' Populer, Kenali 5 Makanan Khas Korea Utara!
Terlebih kini sedang populer drama Korea Selatan yang mengisahkan cinta antara seorang pengusaha Korea Selatan dengan tentara Korea Utara. Walau terkesan misterius dan tertutup, siapa sangka di Korea Utara ada resto cepat saji yang laku keras. Didirikan tahun 2009, inilah fakta menarik soal resto cepat saji tersebut.
1. Didirikan orang Singapura
Foto: Istimewa
|
Resto cepat saji pertama di Korea Utara bernama Waffletown. Dilansir dari Mothership (24/2), pendirinya adalah orang Singapura bernama Quek Cher Lan. Sebelumnya, ia sudah lebih dari 30 tahun berbisnis di Korea Utara.
Quek adalah pengusaha baja dan mineral yang memiliki perusahaan Aetna Group. Ia diajak rekan bisnisnya untuk berinvestasi di sana. Quek lantas setuju dan mengajak rekannya yang bernama Timothy dari Shanghai, China.
Dari berbagai pilihan model bisnis termasuk supermarket, Quek dan Timothy pilih berbisnis resto cepat saji karena dinilai akan menguntungkan. Karena tidak punya pengalaman di industri resto cepat saji, keduanya mengajak Patrick Soh.
2. Berdiri tahun 2009
Foto: Istimewa
|
Di Singapura, Patrick Shoh merupakan pemilik lisensi franchise resto cepat saji Amerika, Waffletown. Saat diajak Quek dan Timothy pada April 2009, ia membuka cabang Waffletown di Pyongyang.
Hanya saja Soh mengusung nama berbeda. Yang tadinya Waffletown menjadi Samtaesong di sana. Secara harfiah, Samtaesong berarti 'tiga bintang besar'. Kabarnya di Pyongyang sudah ada 4 cabang Samtaesong untuk konsep makan di tempat dan 20 cabang takeaway atau khusus makanan dibawa pulang.
Uniknya, pemilihan Waffletown juga melalui seleksi pemerintah Korea Utara. Soh berujar ada delegasi Korea Utara yang sempat dikirim ke Singapura. Mereka mencoba makanan di resto cepat saji populer seperti McDonald's dan KFC, namun pilihan mereka jatuh pada Waffletown.
3. Menu di Waffletown
Foto: Istimewa
|
"Di Waffletown, kami memiliki ayam goreng yang sangat enak. Dan juga, wafflenya adalah sesuatu yang berbeda," kata Soh. Waffletown juga dipilih mendiang Kim Jong Il supaya warga negaranya bisa menjadikan Waffletown sebagai tujuan keluarga bersantap.
Dikutip dari Goody Feed (24/2), menu unik lain yang ada di resto cepat saji ini adalah burger. Kenapa unik? Sebab restoran tidak menamainya burger melainkan 'daging cincang dengan roti'.
Padahal tampilan menu tersebut sangat mirip burger. Ada bun, sayuran, keju, tomat, dan tentu saja patty berbahan daging cincang. Adapun nama 'burger' tidak dipakai karena sebisa mungkin pemerintah Korea Utara menyembunyikan asal-usul burger yang dari Amerika.
4. Konsep Waffletown
Foto: Istimewa
|
Konsep Waffletown atau Samtaesong dibuat serupa dengan resto cepat saji di Singapura. Desainnya dirancang dengan furnitur impor China. Berkunjung ke Waffletown di Pyongyang seperti menemukan 'sepotong Singapura' di Korea Utara.
Untuk gerai terbesar, Waffletown menempati gedung 3 lantai. Basement diperuntukkan sebagai fasilitas produksi, lantai 1 sebagai area restoran, dan lantai 3 untuk kantor administratif.
Pemilik Waffletown Korea Utara menilai bisnis resto cepat sajinya tergolong sehat. Apalagi penduduk di sana lebih dari 3 juta orang. Soh juga bilang lakunya menu fried chicken bisa jadi karena cuaca dingin di Korea Utara. Warga lokal biasanya akan mampir ke Waffle town saat musim dingin untuk menikmati ayam goreng enak yang disajikan hangat-hangat.
5. Harga menunya tergolong mahal di Korea Utara
Foto: Istimewa
|
Selain fried chicken dan burger, Waffletown juga menjual menu Barat lain seperti hotdog dan waffle. Khusus burger, ada fakta unik dimana pemerintah Korea Utara menginginkan versi lebih banyak sayur. Untuk coleslaw juga harus diganti kimchi tradisional.
Lantas berapa harganya? 'Burger' dijual SGD 2 atau sekitar Rp 19.825 di tahun 2018. Harga ini mirip dengan harga burger di Singapura. Namun jika dilihat dari penghasilan tahunan rata-rata orang Korea Utara, harga menu tersebut tergolong mahal. Hampir setengah dari pemasukan harian mereka.
Adapun sejarah Waffletown bermula dari Georgia, Amerika Serikat. Konsepnya restoran keluarga Amerika buatan sendiri. Gerai pertamanya ada di 2719 East College Avenue in Avondale Estates, Georgia. Kini cabangnya sudah lebih dari 2.100 gerai di seluruh Amerika Serikat.
Baca Juga: Sajikan Dessert Bergambar Pulau Sengketa di Korea Utara Summit, Jepang Marah
Halaman 2 dari 6