Tradisi Nguntal Cindil, Makan Bayi Tikus yang Jadi Ritual Paku Buwono XII

Tradisi Nguntal Cindil, Makan Bayi Tikus yang Jadi Ritual Paku Buwono XII

Riska Fitria - detikFood
Kamis, 30 Jan 2020 19:30 WIB
bayi tikus
Foto: Istimewa
Jakarta -

Bukan hanya China saja yang memiliki tradisi menyantap bayi tikus. Di Jawa juga ada tradisi serupa yang dikenal dengan sebutan 'Nguntal Cindil'

Menyantap bayi tikus menjadi viral setelah beredar video seorang pria asal China yang menyantap bayi tikus. Video tersebut banyak dikritik tajam oleh netizen lantaran dikait-kaitkan dengan penyebaran virus corona yang tengah mewabah.

Di China tradisi menyantap bayi tikus itu dikenal dengan sebutan "three squeaks babies" yang berarti "tiga bayi mencicit". Cara memakannya bayi tikus tersebut disantap hidup-hidup dengan lebih dulu dicelupkan ke dalam saus baru kemudian disantap.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tradisi Nguntal Cindil, Makan Bayi Tikus yang Jadi Ritual Paku Buwono XIIPria asal China menyantap bayi tikus Foto: Istimewa

Di Jawa juga ada tradisi serupa yang dikenal dengan sebutan 'Nguntal Cindil'. Tradisi makan bayi tikus tersebut sudah sejak dulu dilakukan oleh orang-orang di Jawa.

Mereka percaya dengan mengonsumsi bayi tikus tersebut bisa membuat tubuh menjadi berstamina hingga meningkatkan gairah seksual. Namun, cara memakannya berbeda dengan tradisi yang dilakukan oleh China.

ADVERTISEMENT

Masyarakat Jawa menyantapnya dengan menaruh bayi tikus di telapak tangan, dipegang ekornya kemudian tanpa campuran apapun bayi tikus itu langsung dimasukkan ke dalam mulut dan ditelan atau dimakan tanpa dikunyah. Kemudian diberi dorongan agar masuk ke dalam tubuh dengan meneguk air.

Baca Juga : Dikaitkan Virus Corona, Ini 5 Fakta Makan Bayi Tikus Hidup di China

Siapa sangka, tradisi nguntal cindil itu juga dilakukan oleh Pakubuwono XII, Seorang Raja Kasunanan Surakarta pada tahun 1945 - 2004. Hal tersebut diketahui dari sebuah video dokumenter karya IGP Wiranegara yang berjudul "Pakubuwono XII: Sunan Amardika".

Dalam video tersebut memperlihatkan keseharian Pakubuwono XII yang tidak diketahui banyak orang. Termasuk kebiasaan Pakubuwono XII melakukan ritual 'nguntal cindil' sebagai jamu.

"Itu tradisi nguntal cindil itu ada dimana-mana seperti di China atau Jawa. Menurut mereka makan bayi tikus itu biasanya buat kuat atau stamina. Setahu saya sih begitu, karena saya orang Bali bukan orang Jawa," ujar IGP Wiranegara kepada detikcom (30/01).

Menurut Irtya Qiyamulail, Edukator Bidang Gizi, hewan seperti bayi tikus itu biasanya ada kandungan protein dan lemaknya. Namun, itu tergantung juga dengan cara pengolahannya. Apalagi tikus identik dengan lingkungan yang kotor.Hingga saat ini tradisi nguntal cindil itu juga masih dilakukan oleh orang Jawa. Kini kebanyakan yang melakukannya adalah para kuli untuk menambah stamina fisiknya karena dinilai mengandung nutrisi. Mereka juga mengaku bahwa merasa lebih kuat setiap kali menyantap bayi tikus.

Lebih lanjut, Irtya Qiyamulail mengatakan bahwa sampai saat ini belum ada penelitian terkait hal tersebut. Jadi, belum dipastikan apakah tikus bisa efektif meningkatkan stamina atau tidak.

Baca Juga : Makan Undur-undur hingga Bayi Tikus, Ini 5 Tradisi Pengobatan Unik




(raf/odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads