Populer Jadi Makanan Enak, Daging Kelelawar Laris Manis di 5 Negara Ini

Populer Jadi Makanan Enak, Daging Kelelawar Laris Manis di 5 Negara Ini

Sonia Basoni - detikFood
Sabtu, 18 Jan 2020 13:00 WIB
Populer Jadi Makanan Enak, Daging Kelelawar Laris Manis di 5 Negara Ini
Foto: Istimewa
Jakarta - Kelelawar merupakan satu-satunya mamalia yang bisa terbang. Selain itu daging kelelawar juga populer jadi makanan, diolah jadi sup hingga dipanggang.

Kelelawar sering ditemukan menggantung di atas pohon, hingga atap rumah. Hewan yang satu ini, termasuk ke dalam hewan liar, yang dianggap menjijikkan bagi sebagian orang. Namun cukup populer dijadikan makanan di beberapa negara.

Mirip seperti daging tikus, mengonsumsi makanan dari daging kelelawar ini bisa dibilang penuh kontroversi dan menuai pro kontra. Meski begitu, banyak negara yang sudah mengonsumsi kelelawar sejak dulu, seperti beberapa wilayah di Asia hingga di Eropa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir dari berbagai sumber, berikut lima negara hingga benua yang mengonsumsi daging kelelawar sebagai makanan populer.

Baca Juga: Daging Monyet hingga Kelelawar Rebus, Ini 10 Foto Masakan yang Bikin Mual

Indonesia

Foto: Istimewa
Mungkin daging kelelawar tidak dikonsumsi secara luas oleh sebagian besar orang Indonesia. Tapi di wilayah Minahasa, Sulawesi Utara, daging kelelawar merupakan makanan yang populer dan digemari banyak orang di sana.

Sejak dulu orang Minahasa suka berburu atau membeli daging kelelawar, kemudian mereka rubah menjadi hidangan bernama Paniki. Hidangan ini menggunakan daging kelelawar yang digoreng, kemudian disajikan dengan kuah kari, yang ditambahkan beberapa rempah.

Agar rasanya lebih enak, kuah dari kelelawar ini menggunakan santan, dengan tambahan lada hingga garam. Bagi sebagian besar orang Minahasa, daging kelelawar ini punya rasa yang mirip seperti daging sapi.


Vietnam

Foto: Istimewa
Masih dalam satu wilayah di Asia Tenggara, Vietnam juga memiliki budaya yang sama dalam mengonsumsi daging kelelawar. Terkenal dengan beragam makanan ekstremnya, orang-orang Vietnam suka menyantap daging kelelawar.

Jika di Indonesia, daging kelelawar diolah menjadi sup atau sejenis opor. Berbeda dengan di Vietnam, di sini daging kelelawar dijadikan topping makan bubur, mirip seperti irisan daging ayam.

Di beberapa wilayah bahkan orang-orang sengaja berburu atau membeli daging kelelawar yang memiliki aroma menyengat. Semakin menyengat aromanya, makan semakin enak rasa dari daging kelelawar. Biasanya daging kelelawar juga disantap dengan buah-buahan segar, atau dicampur dengan kelapa dan sayur kol. Daging kelelawar tumis juga populer di sini.

Oseania

Foto: Istimewa
Oseania merupakan salah satu benua terkecil di dunia, dengan populasi yang juga kecil. Tapi konsumsi daging kelelawar ini cukup populer di wilayah Palau dan Vanuatu.

Orang-orang lokal yang tinggal di sana, biasanya memasak kelelawar dengan santan, jahe, dan beberapa rempah agar rasanya enak. Selain jadi makanan rumahan, banyak juga restoran yang menambahkan menu sup kelelawar ini.

Selama kependudukan Jepang (1918-1944), daging kelelawar memang makanan yang umum disajikan di kantin-kantin sekolah. Sementara itu di wilayah Papua New Guinea, daging kelelawar disebut memiliki rasa yang mirip seperti ayam, dan dianggap sebagai makanan bergizi.

Afrika

Foto: Istimewa
Afrika ini merupakan benua yang cukup besar, terkenal dengan berbagai makanan eksotik yang menarik untuk dicoba. Tapi di wilayah Afrika Barat, tepatnya di Guinea dan Sierra Leone, daging kelelawar jadi makanan favorit dis ana.

Bahkan di Burkina Faso pun, daging kelelawar menyaingi daging ayam. Orang-orang di sana terbiasa memburu kelelawar menggunakan senapan, hingga senjata tradisional. Setelah ditangkap daging kelelawar diolah menjadi berbagai makanan enak, yang menggabungkan rempah khas Afrika.

Lalu melipir ke Pulau Seychelles, daging kelelawar akan dimasak dengan kuah kari, dan masuk ke dalam salah satu makanan nasional yang wajib ada dalam perayaan-perayaan penting dan hari besar.

Eropa

Foto: Istimewa
Siapa bilang daging kelelawar hanya populer di Asia dan Afrika saja? Di benua Eropa pun, kelelawar sejak dulu sudah dianggap sebagai makanan yang enak, dan aman untuk dimakan. Meski memang popularitasnya tidak setinggi di masa lalu.

Melalui catat sejarah, dulu orang-orang di Vicenza, Italia, sering menyantap daging kelelawar. Kelelawar dianggap sebagai hewan yang bisa dimakan, dan punya rasa yang enak. Setelah Perang Dunia II, di mana gua Costozza tempat kelelawar hidup hancur, perburuan ini mulai berkurang.

Namun kelelawar tetap dikenal sebagai 'burung' yang memiliki rasa enak. Namun di tahun 1992, pemerintah Italia mengeluarkan larangan untuk memburu kelelawar, karena termasuk dalam hewan yang dilindungi.

Baca Juga: Memakan Daging Kelelawar untuk Obat Asma, Halal atau Haram?

Halaman 3 dari 6
(sob/odi)

Hide Ads