Membicarakan daging tikus banyak orang yang menganggapnya sebagai makanan menjijikkan, hingga makanan yang bisa mendatangkan berbagai penyakit. Selama ini tikus identik sebagai hewan pembawa bakteri dan virus yang berbahaya.
Namun, bagi orang-orang di negara Kamboja, Vietnam, hingga India. Tikus justru dianggap sebagai salah satu bahan makanan yang enak diolah menjadi berbagai hidangan, mulai dari sate, hingga jadi lauk untuk bekal makanan sehari-hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
China
Foto: Istimewa
|
Sehingga menyantap daging tikus bukan lah hal yang aneh atau ekstrem lagi di sana. Bahkan popularitas daging tikus semakin populer, setelah video memasak tikus ini mulai dilihat banyak orang di YouTube.
Salah satu jenis tikus yang terkenal untuk dikonsumsi di China, ada tikus bambu. Berbeda dengan tikus got atau tikus liar, yang kotor dan penuh bakteri, tikus bambu ini memiliki rasa yang lebih enak, hingga daging tikus yang lebih terjamin kebersihannya.
Baca Juga: Gara-gara Video Masak di YouTube, Makan Tikus Semakin Populer di China
Kamboja
Foto: Istimewa
|
Di sana, orang-orang yang hidup di wilayah pedalaman Kamboja lebih senang menyantap daging tikus, dibandingkan mengonsumsi daging ayam atau sapi. Popularitas tikus sebagai makanan ini semakin meroket, terutama di Provinsi Battambang.
Tak hanya disulap jadi sate dan camilan kaki lima saja daging tikus ini juga umum digunakan sebagai lauk untuk bekal makanan. Banyak orang Kamboja yang menyebutkan bahwa rasa daging tikus ini enak, mirip seperti daging babi.
Baca Juga: Tikus Jadi Camilan Sekaligus Bekal Makanan Murah di Kamboja
India
Foto: Istimewa
|
Selama berpuluh-puluh tahun, tikus sudah menjadi hidangan sehari-hari di wilayah ini. Dengan mudah daging tikus dapat ditemukan di pasar tradisional, dengan kondisi yang masih segar. Sebelum dijual biasanya tikus sudah dikuliti atau dipanggang untuk membersihkan bulunya.
Bahkan para petani sengaja berburu tikus, untuk menjauhkan tikus dari tanaman mereka, serta untuk mencari uang tambahan dengan menjual tikus-tikus ini di pasar. Satu kilogram daging tikus dihargai sebesar 200 rupee (Rp. 41.400,-). Harga ini setara dengan harga daging ayam dan babi di India.
Baca Juga: Di Pasar Ini Daging Tikus Lebih Populer dari Daging Ayam
Indonesia
Foto: Istimewa
|
Di wilayah Minahasa, banyak restoran atau tempat makan yang memasukkan tikus ke dalam menu makanan mereka. Di sana tikus sudah dianggap seperti daging ayam atau daging sapi, tidak aneh sama sekali jika dimakan.
Biasanya tikus-tikus ini diolah dengan berbagai rempah khas Indonesia, seperti daun jeruk, kemangi, serai, hingga kunyit untuk meredakan aroma amis dari daging tikus. Sementara menurut banyak orang, rasa daging daging tikus ini mirip seperti daging ayam.
Vietnam
Foto: Istimewa
|
Bahkan ada beberapa wilayah di Vietnam yang terkenal dengan sajian daging tikusnya. Bahkan banyak restoran di Vietnam yang mulai memasok daging tikus, untuk dijadikan berbagai olahan.
Biasanya tikus yang diambil merupakan tikus sawah yang keluar ketika banjir tiba. Tikus-tikus ini kemudian dijual dengan kisaran harga mencapai Rp 60.000 per kgnya. Tikus sawah ini dinilai jauh lebih sehat dari tikus liar, karena mereka hanya berkeliaran di kebun saja.
Halaman 2 dari 6