Keracunan makanan tengah jadi perbincangan hangat di Indonesia. Pasalnya baru saja dialami sebuah keluarga yang bersantap di restoran Vietnam, Saigon Delight pada 28 Desember 2019. Adalah wanita bernama Jennifer yang menceritakan pengalaman pahitnya di Instagram.
Kala itu ia menyambangi Saigon Delight di Lippo Mall Puri Jakarta Barat untuk makan malam. Sehari berselang, anak dan suami Jennifer ternyata alami mual hingga BAB tak biasa. Mereka dirawat di rumah sakit selama lebih dari seminggu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di dunia ternyata ada banyak kasus keracunan makanan. Beberapa diantaranya bahkan tergolong parah karena dialami banyak orang hingga menelan korban ratusan jiwa. detikFood merangkum kisah keracunan makanan parah seperti diungkap Food Safety (6/1) berikut.
1. Penyakit sapi gila
Foto: iStock
|
Penyakit sapi gila atau 'Mad Cow Disease' (MCD) memiliki nama lain Bovine Spongiform Encephalopathy. Penyakit ini menyerang sapi, namun bisa berimbas ke manusia kalau makanan yang dikonsumsi seseorang terkontaminasi sapi yang terserang MCD.
Pada manusia, MCD yang menjangkiti disebut Creutzfeldt-Jakob Disease (CJD). Penyakit ini tergolong mematikan karena menyerang otak. Tahun 1996, kasus CJD pertama dilaporkan di Inggris dengan korban meninggal 1 orang.
Pada 2012, CJD konon menyebabkan kematian tragis 176 orang di Inggris dan 499 orang lainnya di seluruh dunia. Dulunya sapi pertama yang dilaporkan tewas karena MCD ada di Inggris. Kala itu awal tahun 1985.
Sebagai tindak lanjut, pemerintah Inggris sempat membunuh 179.000 sapi yang dicurigai di seluruh Inggris. Dilanjutkan dengan membunuh 4,4 juta sapi lain sebagai upaya pencegahan.
2. Patty burger terserang bakteri E.coli
Foto: iStock
|
Keracunan makanan parah selanjutnya terjadi tahun 1993. Kala itu 732 orang jadi korban usai membeli burger di restoran fast food bernama Jack in the Box. Mereka rupanya menjual burger dengan patty yang belum matang.
Patty daging sapi tersebut terkontaminasi bakteri E.Coli. Kasus ini terbilang besar karena melibatkan 73 cabang Jack in the Box di beberapa wilayah Amerika Serikat, tepatnya di Idaho, Washington, Nevada, dan California.
Lebih menyedihkan lagi, kasus ini merenggut nyawa 4 anak dan menyebabkan masalah serius pada 178 korban. Mereka ada yang alami kerusakan ginjal dan otak permanen. Untuk mengatasinya, Jack in the Box benar-benar membenahi aturan keamanan pangannya di tahun yang sama.
3. Hot dog terserang bakteri Listeria
Foto: Istimewa
|
Pada tahun 1998 di Amerika Serikat, Bil Mar Foods menjual hot dog dan daging cold cut yang terinfeksi bakteri Listeria. Akibatnya 100 orang dilaporkan sakit, 21 orang meninggal dunia, dan 6 ibu hamil alami keguguran karena mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.
Bakteri Listeria muncul diduga karena daging tidak dimasak dalam temperatur yang tepat. Sebab jika daging dimasak hingga matang, kemungkinan besar bakteri Listeria akan hancur sehingga kasus keracunan makanan ini tidak akan terjadi.
Sebagai tindakan, Bil Mar Foods menarik semua produk yang terkontaminasi saat itu. Tapi pada tahun 1999, kasus ini rupanya masih terjadi. Investigasi mengungkap penyebabnya adalah kulkas yang mereka hancurkan di tahun 1998 menyebabkan bakteri Listeria menyebar ke seluruh fasilitas pemrosesan daging.
4. Permen racun arsenik
Foto: Istimewa
|
Tak kalah mencengangkan, keracunan makanan terjadi tahun 1858 di Bradford, Inggris. Korbannya lebih dari 200 orang dengan 20 orang sampai meninggal. Penyebabnya karena permen lollypop terkontaminasi racun arsenik.
Semua berawal ketika dulu harga gula sangat mahal. Karenanya beberapa produsen permen ada yang mengakali penggantian gula dengan daft, alternatif pemanis yang komposisinya juga tidak diketahui jelas.
Tapi seorang penjual permen ada yang keliru. Ia malah menggunakan arsenik yang didapat dari apoteker setempat. Permen buatannya lantas dijual di Green Market. Selang sehari, pembeli permennya mulai alami sakit dan banyak juga yang akhirnya tewas.
5. Kacang mengandung salmonella
Foto: iStock
|
Kasus keracunan makanan terakhir dialami Peanut Corporation of America (PCA). Pihaknya mengelola pemrosesan kacang yang berakibat pada wabah salmonella di Amerika Serikat tahun 2008-2009.
Wabah tersebut konon menjangkiti setidaknya 714 orang di 46 negara bagian Ameirka Serikat. Juga mengakibatkan kematian 9 orang. Setengah jumlah korban diperkirakan adalah anak-anak.
Investigasi mengungkap salmonella menjangkiti proses penanaman kacang PCA di Georgia. PCA sempat menarik produknya besar-besaran dengan jumlah hampir 4.000 produk berbeda. Ada pegawai yang berkomentar hal ini karena lingkungan kerja PCA jorok, terbukti dari banyaknya tikus di sana.
Usai beroperasi selama lebih dari 30 tahun, PDA akhirnya menyatakan bangkrut tahun 2009. Pemiliknya Stewart Parnell dan saudara laki-lakinya dihukum tahun 2014 karena peran mereka dalam wabah tersebut.
Baca Juga: Hindari Keracunan Makanan dengan Memperhatikan 5 Hal Ini
Halaman 3 dari 6