Pikul Beban Berat, Ini 5 Kisah Haru Penjual Cobek Keliling

Pikul Beban Berat, Ini 5 Kisah Haru Penjual Cobek Keliling

Andi Annisa Dwi Rahmawati - detikFood
Minggu, 05 Jan 2020 14:00 WIB
Pikul Beban Berat, Ini 5 Kisah Haru Penjual Cobek Keliling
Foto: Istimewa
Jakarta - Penjual cobek ini harus memikul beban berat setiap harinya. Dalam berjualanpun mereka mengalami kisah-kisah memilukan seperti berikut.

Penjual cobek keliling adalah salah satu profesi berat sebab mereka harus berjalan cukup jauh dalam menjajakan tumpukan cobek. Seperti diketahui, cobek terbuat dari batu atau semen sehingga tergolong benda berat.

Membawa satu cobek untuk berjualan tentu tidak cukup. Penjual cobek keliling ini tak segan membawa beberapa tumpuk cobek sekaligus saat berjualan. Mereka menggunakan bahu sebagai penopang pikulan yang berat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Profesi ini dijalani penjual cobek keliling dengan ikhlas, walau kadang mereka mendapat cobaan. Seperti kisah-kisah memilukan yang dialami penjual cobek berikut.

Baca Juga: Enak dan Sedapnya Sambal Tergantung pada Kualitas Cobek dan Ulekan

1. Bocah 11 tahun penjual cobek

Foto: Istimewa
1. Bocah 11 tahun penjual cobek
Tahun 2017 sempat viral seorang anak 11 tahun yang berjualan cobek dengan cara berkeliling. Namanya Kiki yang tinggal di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Ia terpaksa berjualan karena sudah tidak punya orang tua.

Kiki berusaha menghidupi 3 adiknya dengan berjualan cobek. Sehari-hari ia menempuh jarak hingga 1 kilometer sambil memikul beban cobek seberat 30 kg di pundaknya. Sering kali Kiki kelelahan dan terpaksa tidur di pinggir jalan.

Usaha Kiki berjualan cobekpun kerap menemui kendala. Salah satunya minat pembeli cobek yang semakin menurun. Apalagi cobek tergolong barang awet yang tidak rutin dibeli orang-orang. Tak jarang, Kiki berakhir mendapat belas kasihan dari orang lain yang memberi nasi bungkus bukan membeli cobeknya.

2. Cobek ditawar Rp 3.000

Foto: Istimewa
2. Cobek ditawar Rp 3.000
Penjual cobek keliling membutuhkan stamina prima, tapi tak jarang penjual cobek justru kakek-kakek yang kondisi tubuhnya sudah tidak fit. Mereka sering kesulitan menjual habis seluruh dagangannya.

Seperti kakek penjual cobek yang ditemui netizen Ulvy Baeaja DawaDawa tahun 2017. Di Facebook ia menulis kalau kakek penjual cobek itu mendapat 3 pelanggan. Pelanggan pertama membeli 1 ulekan darinya dan pelanggan kedua tidak membeli namun memberikan kue dan air mineral untuk sang kakek.

Pelanggan ketiga ini membuat Ulvy geram karena kakek bercerita ia menawar ulekan seharga Rp 3.000. Padahal harga ulekan yang ditawarkan kakek hanya Rp 10.000. Untungnya pelanggan ketiga itu berakhir membeli ulekan dengan harga normal.

3. Berjualan cobek sejak zaman Soeharto

Foto: Istimewa
3. Berjualan cobek sejak zaman Soeharto
Kisah kakek penjual cobek ini juga tak kalah bikin pilu. Di Bali ada kakek 80 tahun yang masih berjualan cobek sejak zaman Soeharto menjadi Presiden Republik Indonesia.

Kakek itu bernama Sobar yang berasal dari Kebumen, Jawa Tengah. Setiap hari ia bisa membawa cobek batu yang beratnya mencapai 45 kilo gram. Hal ini ia lakoni demi menghidupi istri dan 6 anaknya.

Kakek Sobar bisa mengumpulkan sekitar Rp 2 juta per bulan di tahun 2015. Uang itu lantas ia kirim ke kampung sebagian dan sebagian lagi digunakan untuk membayar kos di Bali dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

4. Bocah 9 tahun penjual cobek

Foto: Istimewa
4. Bocah 9 tahun penjual cobek
Satu lagi bocah penjual cobek yang memberi inspirasi untuk tetap gigih menjalani hidup. Tahun 2015, Saefullah yang berusia 9 tahun berjualan cobek di kawasan Pondok Labu, Jakarta Selatan.

Bocah asal Bandung itu berjualan cobek sejak pagi hingga malam hari, bahkan sampai pukul 10 malam. Ia memikul beban cobek yang berat sambil menyusuri jalanan, berharap ada pembeli yang mau membawa pulang dagangannya.

Cobek yang ia jual kala itu harganya sekitar Rp 50.000. Saefullah juga menjual ulekannya tersendiri seharga Rp 10.000. Meski lelah, ia tetap menebar senyum sambil bekerja.

5. Dipenjara meski tidak bersalah

Foto: Istimewa
5. Dipenjara meski tidak bersalah
Mungkin ini kisah penjual cobek paling pilu. Bukan terkait jualannya, tapi kisah hidupnya yang harus dipenjara 9 bulan meski tidak melakukan kesalahan. Penjual cobek itu bernama Tajudin yang sempat mendekam di sel tahanan tahun 2016.

Tajudin awalnya dituduh mempekerjakan dua anak yang sebenarnya anak itu adalah keponakannya. Ia digerebek polisi dari Polres Tangerang. Tajudin lalu masuk penjara pada 20 April 2016. Makin menyedihkan karena selama ia dikurung, keluarganya tidak ada yang menjenguk karena trauma.

Apalagi sang istri tengah hamil 4 bulan saat Tajudin dipenjara. Untungnya pada awal Januari 2017 Tajudin divonis bebas oleh PN Tangerang. Usai keluar penjara ia berencana menuntut balik pihak-pihak yang telah merugikan hidupnya.

Baca Juga: 10 Fakta Pilu Tajudin Si Penjual Cobek yang Dipenjara Tanpa Dosa
Halaman 2 dari 6
(adr/odi)

Hide Ads