Daging Paus hingga Cakar Beruang, Makanan Bertahan Hidup di Lingkungan Ekstrem

Daging Paus hingga Cakar Beruang, Makanan Bertahan Hidup di Lingkungan Ekstrem

Sonia Basoni - detikFood
Selasa, 03 Des 2019 10:00 WIB
Daging Paus hingga Cakar Beruang, Makanan Bertahan Hidup di Lingkungan Ekstrem
Foto: Istimewa
Jakarta - Demi bisa bertahan hidup di lingkungan dan cuaca yang ekstrem, banyak orang mengonsumsi daging hingga tumbuhan yang aneh. Mulai dari daging paus hingga cakar beruang.

Dengan cuaca dan lingkungan yang ekstrem, banyak orang di beberapa negara dan daerah yang dipaksa untuk menyesuaikan kebutuhan mereka, dengan apa yang tersedia dan bisa diolah di sana. Jauh dari pilihan makanan enak yang beragam, orang-orang ini bertahan hidup mengandalkan alam.

Seperti orang Siberia yang sejak dulu paling hobi memakan cakar beruang, kemudian orang Greenland yang bertahan hidup dengan mengganti daging sapi jadi ikan paus, hingga konsumsi daging buaya yang buas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir dari So Yummy (02/12), berikut lima makanan yang digunakan orang untuk bertahan hidup di cuaca yang ekstrem.

Baca Juga: 7 Jenis Makanan Ekstrem yang Mematikan Ini Tetap Digemari

Daging Paus

Foto: Istimewa
Greenland punya kondisi lingkungan dengan suhu rendah dan dingin yang cukup ekstrem. Meski diterpa dengan permasalahan pemanasan global, tapi suhu di sana tetap ekstrem, dibandingkan negara lainnya.

Di sana banyak orang yang mengonsumsi daging ikan paus sebagai menu makanan utama. Mulai dari dimakan secara mentah, diasap, atau diawetkan, menjadi camilan. Padahal perburuan dan konsumsi daging ikan paus sendiri, cukup kontroversial.

Tapi meski begitu, masih banyak orang Greenland yang menyantap aneka makanan enak yang terbuat dari daging ikan paus. Salah satunya ada dendeng kering paus, yang mirip dengan beef jerky. Hanya saja bedanya dibuat dari daging ikan paus.

Cakar Beruang

Foto: Istimewa
Rusia punya budaya berburu yang sudah terkenal dari jaman dahulu. Sehingga tak heran, orang-orang yang tinggal di Siberia, biasanya berburu untuk mengonsumsi daging hewan liar. Mengingat lingkungan di Siberia bisa menjadi sangat ekstrem, di musim panas atau dingin.

Salah satu hewan yang paling sering diburu ada beruang. Jenis beruang cokelat ini, biasanya diambil bagian cakar atau tangannya, kemudian diberi beberapa bumbu. Setelah itu cakar beruang ini akan digoreng.

Setelah digoreng, olahan cakar beruang ini juga jadi campuran sup, yang biasanya disajikan sebagai makanan pembuka untuk minum vodka. Selain di Rusia, di pasar gelap yang ada di China pun, cakar beruang cokelat ini dijual untuk kebutuhan memasak hingga obat.

Buaya

Foto: Istimewa
Buaya termasuk ke dalam hewan buas yang cukup populer dijadikan makanan di banyak negara. Namun, di Zimbabwe, daging buaya ini merupakan pilihan terakhir karena tidak ada lagi makanan yang tersedia.

Semuanya dikarenakan penurunan stok makanan hingga meningkatnya angka pengangguran. Sehingga produsen daging mulai menyebarkan daging buaya ke seluruh Zimbabwe, meski awalnya sempat ditolak. Kini banyak penjual daging yang beralih menjual daging buaya.

Tak hanya itu, jika Anda berada di Zimbabwe Anda akan menemukan banyak restoran yang menyajikan menu daging buaya. Biasanya daging buaya ini ditumis, atau digoreng hingga kering dan rasanya gurih renyah.

Pohon

Foto: Istimewa
Gurun Sahara masuk ke dalam wilayah di dunia yang memiliki suhu udara paling panas, dan paling besar di dunia. Meski kebanyakan orang berpikir bahwa meminum air dari tumbuhan kaktus bisa membantu mengatasi dehidrasi, tapi ternyata efek yang ditimbulkan malah sebaliknya.

Meminum cairan dari dalam kaktus bisa mengacaukan sistem pencernaan. Selain itu bisa juga memberikan efek samping pada kesehatan. Tapi ada beberapa tumbuhan yang lebih aman untuk dimakan, di Gurun Sahara.

Seperti pohon dari buah ara, hingga pohon kurma, dan zaitun. Lalu orang-orang di sana, biasanya menggabungkan sayuran alami, dengan tambahan daging dari hewan liar seperti kelinci hingga rubah.

Babi Liar

Foto: Istimewa
Warthog merupakan nama dari babi liar yang terkenal dengan ciri khas dua pasang taring di kedua moncongnya. Babi ini populer karena menjadi salah satu karakter di film besutan Disney, yaitu The Lion King.

Di Zimbabwe, warthog cukup populer untuk dijadikan makanan. Selain daging buaya, daging babi bertaring besar ini juga diolah menjadi sajian iga, hingga irisan daging tipis yang menurut banyak orang rasanya sangat enak.

Meski jenis babi liar ini tak terlalu umum dikonsumsi, tapi lagi-lagi orang-orang di Zimbabwe yang kekurangan makanan ini, tak memiliki banyak pilihan lain untuk memilih makanan yang mereka inginkan.

Baca Juga: Selain Ekstrem, Makanan Ini Dijamin Bikin Orang Tak Sanggup Menelannya

Halaman 2 dari 6
(sob/odi)

Hide Ads