New York Times mengabarkan perihal tahu Indonesia yang berbahaya karena disinyalir beracun. Alasannya karena proses pembuatan tahu yang melibatkan bahan bakar berupa sampah plastik.
Sebenarnya, sampah dan limbah plastik ini tidak ditambahkan ke dalam adonan tahu. Hanya saja proses perebusan sari kedelai pada proses ini diolah dengan perapian yang berasal dari sampah plastik sebagai pengganti kayu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Perendaman kedelai
Foto: Istock
|
1. Perendaman kedelai
Langkah petama yang harus dilakukan saat membuat tahu adalah dengan merendam kacang kedelai. Kacang kedelai ini setidaknya harus direndam selama semalaman untuk membuat teksturnya empuk.
Setelah direndam, kacang kedelai harus dicuci. Proses pencucian ini dilakukan beberapa kali hingga benar-benar bersih karena jika masih terdapat kotoran maka tahu akan cepat asam dan kualitasnya juga buruk.
Warna putih bersih tahu juga ditentukan pada proses ini. Jika kacang kedelai masih kotor maka warna tahu bukanlah putih bersih, melainkan kekuningan dan kusam.
Baca juga : 10 Olahan Tahu Ini Selalu Bikin Ngiler
2. Proses menggiling kedelai
Foto: iStock
|
2. Proses menggiling kedelai
Setelah dicuci hingga bersih, langkah selanjutnya untuk membuat tahu yakni menggiling kacang kedelai. Kacang ini digiling hingga menjadi bubur kedelai yang kental dan berair.
Di pabrikan tradisional, proses penggilingan kedelai masih menggunakan alat sederhana yang terbuat dari batu. Sementara di pabbrik modern, kedelai biasa digiling dengan mesin canggih.
Tekstur dan tingkat kepadatan tahu juga tergantung pada proses ini. Semakin halus bubur kedelai maka semakin lembut tekstur tahu yang dihasilkan. Dalam skala rumahan, menggiling tahu bisa mengandalkan blender.
3. Proses perebusan
Foto: iStock
|
3. Proses perebusan
Setelah menjadi bubur kedelai, kemudian langkah selanjutnya adalah perebusan. Bubur kedelai yang cair ini kemudian dimasak dalam suhu 70-80 derajat celsius. Proses ini agar tricky karena bubur kedelai tak boleh dimasak hingga mengental.
Di pabrik tahu proses perebusan ini memakan waktu cukup lama. Biasanya bubur kedelai dimasak dengan menggunakan kompor ataupun kayu bakar.
Di Sidoarjo, proses inilah yang mengundang banyak perdebatan. Langkanya ketersediaan kayu bakar membuat para pengusaha pabrik tahu memanfaatkan limbah sampah plastik sebagai bahan bakar.
4. Penyaringan dan Pencampuran cuka
Foto: iStock
|
4. Penyaringan dan Pencampuran cuka
Bubur kedelai yang sudah direbus kemudian disaring menggunakan kain tipis hingga keluar bagian sarinya saja. Sementara ampas tahu akan dibuang atau dijadikan bahan untuk membuat tempe bungkil.
Sari kedelai yang sudah disaring ini kemudian diaduk perlahan sambil dicampur dengan cuka. Proses ini harus dilakukan dengan hati-hati karena kalau salah maka tahu tidak akan bisa terbentuk.
Proses fermentasi dengan cuka ini membuat protein dalam tahu menggumpal. Prosesnya dilanjutkan dengan mencetak tahu menggunakan bingkai kayu yang dilapisi kain penyaring tipis.
Baca juga : 5 Resep Tahu Goreng Enak Buat Ngemil Sore
5. Pencetakan
Foto: iStock
|
5. Pencetakan
Setelah adonan tahu ditempatkan pada cetakan, kemudian tahu ini ditumpuk dan ditekan dengan alat khusus untuk membuang air yang masih ada dalam adonan. Proses ini memakan waktu beberapa jam agar tahu bisa terbentuk dengan sempurna.
Karena kandungan air dalam adonan tahu ini sudah berkurang maka teksturnya bisa menjadi lebih padat. Setelah tahu padat, barulah tahu bisa dipotong-potong sesuai bentuk cetakan.
Tahu ini bisa langsung diolah menjadi berbagai hidangan. Tapi kalau untuk membuat tahu kuning maka ada lagi langkah selanjutnya. Tahu ini harus direbus dalam air kunyit selama beberapa saat. Tahu kuning yang biasa disebut tahu takwa ini bisa langsung disantap karena sudah direbus hingga matang.
Halaman 2 dari 6