Mie khas Jawa ini bernama 'Miedes', kuliner khas Kecamatan Pundong terkenal akan tekstur mie yang kenyal mulur dengan rasa yang pedas menyengat.
Baca Juga: Menikmati Gurih Manis Mie Ayam Klamud di Tepian Sawah
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Di piring cekung mie kuah dilengkapi bawang goreng, irisan daun bawang, irisan daun seledri, 2 iris tomat, irisan kol dan potongan mentimun. Namun, setelah diaduk-aduk barulah terlihat mie yang digunakan bukan jenis mie kuning lidi atau mie putih seperti umumnya mie Jawa.
Tekstur mie sangat kenyal dan berukuran lebih lebar dari mie kuning yang digunakan pada Bakmi Jawa. Akan tetapi, mie tersebut tidak panjang seperti mie kebanyakan, atau pendek-pendek.
![]() |
Selain itu, juga tidak ada suwiran ayam kampung. Untuk segi rasa, kuah Miedes sendiri memiliki rasa yang gurih dan pedas. Serta warna kuah agak kekuningan dengan tekstur kental.
Penjual Miedes, Mardi Raharjo (60), menjelaskan bahwa nama Miedes adalah singkatan dari Bakmi Pedes. Mengingat dalam setiap proses memasaknya, penjual selalu menambahkan beberapa sendok sambal cabai rawit segar.
"Karena pedes itu namanya disingkat Miedes (Bakmi Pedes), dan Miedes ini makanan khas dari Kecamatan Pundong," ujarnya saat ditemui detikcom di stand Mie Des, Bantul Expo 2019, Pasar Seni Gabusan, Kecamatan Sewon, Bantul, Senin (29/7/2019) siang.
![]() |
Menurut warga Dusun Tulung, Desa Srihardono, Kecamatan Pundong ini, selain rasa pedas, Mie Des memiliki tekstur mie kenyal dan berukuran besar. Menurut Mardi, hal itu karena bahan baku mie tidak menggunakan tepung terigu melainkan dari sari pati singkong yang populer dengan sebutan mie lethek.
"Terus untuk mienya kita pakai mie yang dibuat sendiri dari tepung tapioka atau tepung singkong. Karena itu teksturnya lebih kenyal dan ukurannya besar-besar, kalau Bakmi Jawa kan pakai mie dari tepung terigu," ungkap Mardi.
"Dan Mie Des memang tidak pakai suwiran ayam, tapi diganti dengan udang kering kecil-kecil (ebi) itu," imbuhnya.
Menurutnya penggunaan mie tersebut karena di Kecamatan Pundong terdapat banyak produsen tepung tapioka. Terlebih, sejak dahulu mereka selalu menggunakan tepung singkong untuk diolah jadi mie lethek.
Mardi menjelaskan, pembuatan mie sendiri berawal dari singkong dikupas, diparut dan diendapkan selama sehari-semalam. Pengendapan itu untuk mendapatkan sari pati singkong, selanjutnya sari pati ketela dijemur sampai menjadi tepung.
![]() |
Setelah itu tepung singkong diencerkan dengan air panas dan digunakan untuk membuat adonan hingga kalis. Setelah adonan kalis lalu digiling agar berbentuk mie dan terakhir direbus hingga matang.
"Untuk bumbu Miedes ini hanya bawang merah, bawang putih, kemiri, merica, udang kering kecil-kecil. Terus ditambah kaldu, telur dan sambal. Untuk jenis penyajiannya sendiri ada Miedes godog dan Miedes goreng," ucapnya.
"Nah, biar antara bumbunya pas, setiap porsi Miedes itu menggunakan 1 ons (100 g) mie dari tepung singkong tadi," sambung Mardi.
Untuk satu porsi Miedes, baik godog dan goreng dibanderol dengan harga Rp 10 ribu. Sedangkan untuk aneka minuman seperti teh panas, es teh dan es jeruk Rp 3 ribu, lalu untuk air putih gratis.
Baca Juga: Mencicip Sate Klatak yang Gurih Empuk dari Bantul
(sob/odi)