Ketika Makanan Jadi Bagian Kampanye dan Diplomasi Para Politisi

Jakarta - Politisi sering memakai makanan sebagai alat diplomasi dan kampanye mereka. Lewat makanan, mereka melakukan negosiasi dan selesaikan masalah.

Menilik media sosial para politisi ternama tanah air, ada banyak momen mereka menikmati makanan. Unggahan mereka sering kali disertai pesan-pesan politik seperti ketika masa kampanye pemilihan presiden dan wakil presiden serta legislatif saat ini.

Cawapres nomor urut 2 Sandiaga Uno, contohnya, punya lebih dari 4,2 juta followers di Instagram. Kala berkunjung ke daerah, politisi yang juga pengusaha ini sempatkan mampir ke tempat makan yang terkenal enak atau legendaris di sana. Kemudian ia mengunggah momen makannya di Instagram.

Foto: Istimewa

Salah satu contohnya ketika Sandiaga mencicip Pallubasa Serigala di Makassar. Ia mengatakan menu ini adalah makanan favoritnya setiap datang ke ibu kota Sulawesi Selatan ini. Ia menambahkan pesan terkait komitmen politiknya bersama Prabowo yang merupakan pasangannya sebagai capres.

"Prabowo-Sandi akan mendorong terus UMKM kuliner seperti Pallubasa yang sangat ikonik ini salah satunya dengan bantuan pemasaran yang difasilitasi oleh gerakan OK OCE, dan melalui OK OCE ini juga, kita akan bantu dengan pendampingan usaha hingga akses pada permodalan," tulisnya dalam keterangan foto.

Tak jauh berbeda, Jokowi melalui akun @jokowi dengan 18,3 juta followers di Instagram melakukan hal sama. Momen blusukannya di daerah juga diiringi kunjungannya ke pasar hingga tempat makan. Awal Maret lalu, misalnya, Jokowi sempatkan ke Pasar Sentral di Kendari, Sulawesi Tenggara.

Foto: Istimewa

Baca Juga: Blusukan Ke Dua Pasar, Jokowi dan Iriana Belanja Telur Hingga Durian

Ia memilih-milih durian sambil memantau harga kebutuhan pokok lainnya. Menurutnya harga durian sedang murah karena berada pada musimnya. "Seperti yang saya pantau juga di pasar-pasar lain di Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, dan lain-lain, harga-harga kebutuhan pokok tetap stabil," kata Jokowi kala itu.

Yang juga menarik adalah momen kulineran Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Masudi. Menlu perempuan pertama di Indonesia ini menjadikan makanan sebagai alat diplomasi. Ia aktif memperkenalkan beragam makanan tradisional Indonesia kepada dunia internasional.

Foto: Istimewa

Kala di Hotel Lotte, Seoul, ia mengadakan promosi kuliner Indonesia selama seminggu di tahun 2018. Makanan yang dipromosikan beragam seperti rendang, udang bakar bumbu Bali, asinan Jakarta, cendol kolak, dan carang gesing.

Ia juga menggelar "Gastronesia Mini Potluck Festival" di luar negeri yang menyajikan berbagai macam masakan khas Indonesia dengan menu khas Manado, Padang, hingga Palembang. Retno mengatakan, "Gastronomi lebih dari sekadar makanan dan menyantapnya, tapi juga memahami dan menghargai filosofi dan aspek budaya dari sebuah makanan."

Baca Juga: Jelajah Kuliner Retno Marsudi di Warung Mangut Lele hingga Kantin PBB

Sebenarnya dari masa lalu budaya makan bersama atau 'politik meja makan' sudah lama dikenal. Gubernur Belanda hingga presiden pertama dan kedua kerap melakukan jamuan makan.

Foto: Istimewa

Umumnya jamuan makan resmi atau tak resmi untuk membicarakan segala persoalan. Terutama komunikasi yang buntu. Berunding di saat perut kenyang akan lebih lancar karena emosi yang sudah turun dan perut nyaman terisi.

Hanya saja pada waktu itu belum ada media sosial sehingga momen makan mereka hanya diabadikan dalam foto-foto. Kunjungan ke daerah dengan jajan di warung untuk mendengarkan aspirasi rakyat juga umum dilakukan.

Nah, selain politisi di atas, masih banyak politisi lain yang menggunakan kuliner sebagai alat untuk lebih dekat dengan masyarakat. detikFood akan mengupas tuntas dalam ulasan kali ini. Termasuk juga menu-menu favorit dan kebiasaan makan para politisi. Simak terus informasi lengkapnya di detikFood ya!

(adr/odi)