Nasi Dulang Cianjur Rahmawati ini sudah berjualan sejak tahun 1984. Jadi andalan bagi pencinta makanan Sunda terutama sambal dadak. "Dulu jualannya di dalam terminal Baranangsiang. Terus pas orde Presiden Gusdur dirapihkan lalu pindah ke bangunan ini," jelas Ibu Rahmawati kepada detikFood pada (02/04).
![]() |
Suasana di rumah makan ini memang tampak sederhana. Deretan meja dengan tempat lesehan dan meja dan kursi kayu sudah dilengkapi dengan aneka lalapan berupa daun pohpohan, selada dan juga mentimun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Ragam lauk di tempat makan Ibu Rahmawati ini ada banyak sekali. "Ada kali ya lebih dari 20 macam lauk. Ibu mah hobi masak, apa aja yang ada di pasar beli terus dimasak. Jual di sini," ungkap wanita ramah ini.
Baca juga: Jelajah Kuliner Retno Marsudi di Warung Mangut Lele hingga Kantin PBB
Selain banyak ragam menu, ada juga ragam sambal yang bebas diambil sendiri. Mulai dari sambal dadak, sambal Gandaria, sambal pencok hingga sambal ijo.
Punya beberapa cabang yang tersebar tak jauh dari cabang pertama. "Total sekarang tinggal 4 cabang," jelas Rahmawati yang merupakan orang asli Bogor.
Meskipun bisa dikatakan usaha Ibu Rahmawati sangat maju dan berkembang. Namun kadang mengalami kendala, terutama para karyawan yang silih berganti. "Ya kadang nggak betah nanti nggak balik lagi. Tapi saya dibantu dengan suami dan anak-anak jadi semuanya dapat berjalan lancar," jelasnya.
"Kalau ke sini yang wajib dicoba adalah ayam goreng kampung dan sambal gandarianya," tambahnya.
Dalam sehari, Ibu Rahmawati bisa menghabiskan beras sebanyak 60 Kg, cabainya 20 Kg dan tomat 20 Kg.
![]() |
Nama Dulang diambil dari tempat nasi yang berbahan kayu berukuran besar yang jadi ikon tempat makan ini. Sudah tersohor, langganan Ibu Rahmawati bukan hanya artis saja melainkan para menteri dan wali kota.
"Ibu Menlu, Retno Marsudi jadi langganan ibu. Beberapa kali ke sini. Makanan yang disuka itu biasanya tumis daun pepaya, ikan pesmol dan baby fish," tambahnya.
Tak selalu ada sambal gandaria. Ibu Rahmawati beberapa kali menggantinya dengan serutan mangga dengan paduan cabai rawit hingga terasi.
Bebas menggambil nasi hingga lauk, Rahmawati mengaku tak kewalahan untuk menghitung pesanan para pelanggan meskipun pengunjung yang datang sangat ramai. "Di sini bayarnya berdasarkan kejujuran pembeli aja. Kalau lupa ya halal tapi kalau sengaja nggak dihitung itu urusan dia sama yang di atas," pungkas Rahmawati.
Tempat makan Nasi Dulang ini buka pukul jam 8 pagi sampai 8 malam. Untuk weekend buka jam 10 pagi. Harga yang ditawarkan mulai dari Rp 2.000 hingga Rp 25.000. Lokasinya ada di Gedung Wisata Kuliner Jalan Raya Bina Marga No. 1 B Baranangsiang, Bogor.
Baca juga: Ini Bukti Menlu Retno Marsudi Sering Promosikan Kuliner Indonesia
(lus/odi)