Setiap pagi puluhan orang kantoran rela mengantre untuk sarapan dengan bubur ayam sederhana. Berjualan sejak tahun 1987, bubur ayam Cirebon ini dinamakan Landmark, karena lokasi gerobaknya tak jauh dari gedung Landmark.
Baca Juga: Tak Pernah Gagal, Bubur Ayam Komplet Selalu Nikmat Dilahap Hangat
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkenal kelezatannya sejak 32 tahun lalu. Bahkan bubur ayam ini jadi salah satu menu sarapan favorit orang kantoran, yang berada di wilayah Sudirman.
"Sebenarnya tidak ada yang berbeda, bumbu yang dipakai untuk meracik bubur juga sama. Seperti lada hingga kecap. Tapi ciri khasnya di sini itu, porsi buburnya sedikit tapi lauknya banyak," lanjut Alimin yang berasal dari Cirebon.
![]() |
Untuk topping yang digunakan cukup banyak, ada kacang goreng, irisan cakue, emping, kerupuk, suwiran daging ayam, kecap manis, dan sambal merah yang pedas.
Tidak seperti bubur ayam kebanyakan yang daging suwiran ayamnya tak terlalu banyak. Bubur Ayam Landmark, memberi suwiran ayam sangat royal, sehingga setiap suapan terdapat suwiran daging yang gurih lembut.
Tekstur bubur yang tidak terlalu kental, ditambahkan dengan remasan emping, kerupuk, suwiran ayam, kecap, hingga sambal rasanya jadi gurih, sedikit manis, pedas mantap.
![]() |
Bubur Ayam Landmark ini berjualan setiap hari, kecuali hari Minggu. Mulai dari jam setengah 6 pagi, hingga sekitar jam 9 pagi. Untuk satu porsi bubur ayam dihargai Rp 13.000 saja. Tersedia juga aneka sate tambahan, seperti sate usus hingga ati ampela.
"Sehari bisa laku seratus porsi lebih. Kalau sedang ramai, bisa lebih dari itu lakunya. Saat ramai dan banyak pesanan, jam 7 pagi sudah habis. Makanya banyak juga yang langganan biasanya pesan dulu sehari sebelumnya,"
![]() |
"Ya, semoga nanti punya tempat yang tetap. Jadi tidak jualan di gerobak lagi," pungkas Alimin.
Baca Juga: Bubur Landmark dan Bakso Nikki Jajanan Favorit Orang Kantoran Jakarta
(sob/odi)