Hari Senin (4/3/2018), detikfoos mencoba membuktikan daya pikat dabu-dabu Pulau Bacan. Kami masuk ke rumah makan tepi laut Labuha, Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara.
Bacan punya 16 jenis dabu-dabu. Orang Bacan biasa menikmati dabu-dabu sebagai pelengkap makan bersama ikan atau sayur. Tak harus nasi sebagai sumber karbohidrat, orang Bacan punya variasi penggantinya. Ada sagu berbentuk kue segi tiga warna merah jambu rasa tawar, juga ubi, papeda, bahkan pisang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kami menyantap dabu-dabu ini bersama dengan ikan fufu alias ikan asap. Langsung saja kami coba dabu-dabu itu satu persatu.
![]() |
1. Dabu-dabu kasowari
Dabu-dabu ini berwarna putih cenderung merah jambu. Bahannya adalah kelapa, cabai, tomat, dan mentimun. Daun kemangi, atau orang Bacan menyebutnya balakama, ada di atas dabu-dabu yang didominasi kelapa parut ini. Kami campurkan kasowari ke nasi sebelum masuk mulut. Tekstur kelapanya masih krenyes renyah dan tidak pedas. Kasowari juga cocok dimakan bersama pisang goreng.
![]() |
2. Dabu-dabu lano manta
Dabu-dabu berair ini punya tampilan oranye cenderung cokelat muda. Bahannya adalah tai minyak, yakni ampas minyak kelapa. Cara membuatnya, kelapa dididihkan sampai keluar minyak dan berampas, bergumpal kecil yang disebut tai minyak atau blondo. Ampas tersebut digiling bersama bawang, cabai, garam, dan terasi.
Jangan lupa tambahkan tomat dan kemangi, lengkapi dengan irisan bawang merah segar. Satu sendok kecil lano manta dituang ke ikan asap. Rasanya gurih manis kelapa.
![]() |
3. Dabu-dabu lano tumis
Berbeda dengan lano manta, lano ini melewati proses penumisan. Jadi ini adalah versi matang dari dabu-dabu lano manta (mentah). Warnanya sedikit lebih coklat. Sampai di lidah, terasa tidak pedas sama sekali.
Yang mendominasi adalah rasa kelapa. Tomat dan bawang merah berperan mencegah rasa enek. Aroma ini mengingatkan pada bumbu rendang. Teksturnya lebih lembut ketimbang lano manta. Meski dabu-dabu setara dengan sambal, namun lebih mirip masakan sayur ketimbang sambal.
![]() |
4. Dabu-dabu bakasang
Tampilannya hitam dengan taburan irisan cabai merah dan bawang merah. Misterius sekaligus cantik, begitulah kesan pertama yang didapat. Irma menjelaskan dabu-dabu ini dibuat dari isi perut ikan lengkap dengan telur-telurnya. Isi perut ikan perlu didiamkan dulu selama sebulan bahkan lebih. Lemun cui dan garam menjadi campuran.
Semua bahan itu dimasukkan ke botol kaca dan ditaruh di dekat api. Dengan cara itu, olahan akan menjadi matang. Tapi proses fermentasi itu belum selesai. Tahap selanjutnya, olahan ini dididihkan bersama kedondong sampai kental. Dabu-dabu yang sulit dibikin ini rasanya gurih. Ada jejak segar kecut dari kedondong dan tidak pedas.
![]() |
5. Dabu-dabu seri
Teksturnya seperti bubur berwarna merah jambu. Bahannya adalah santan, tomat, dan belimbing wuluh. Dabu-dabu seri adalah jodoh dari sayur daun singkong, mereka menyebutnya daun kasbi. Tekstur dabu-dabu ini lembut dan rasanya cenderung gurih.
![]() |
6. Dabu-dabu colo-colo
Colo-colo berwarna oranye berair. Nama lainnya adalah beo tamate, dan tamate adalah tomat dalam Bahasa Bacan. Cabai atau rica dalam bahasa setempat diulek bersama garam, terasi, dan tomat. Simpel saja, namun kualitas bahan dasar khas Bacan membuat rasanya unik. Colo-colo memiliki cita rasa segar dengan dominasi aroma bawang merah. Ups! Pedasnya datang belakangan.
![]() |
7. Dabu-dabu beo
Dabu-dabu merah menyala ini berbahan cabai rawit kecil, garam, dan terasi diulek kemudian ditambah perasan jeruk ikan. Orang sini menyebut jeruk itu sebagai lemun cui atau bernama ilmiah Citrus microcarpa. Lemun cui termasuk khas Maluku.
Irma menjelaskan, lemun cui menambah sensasi sedap yang berbeda dengan jeruk nipis. Ini adalah dabu-dabu paling pedas. Seujung sendok dabu-dabu beo dengan daging ikan asap terasa pedis! Begitu orang Bacan menyebut rasa pedas. Sensasi asam-segar segera menyelamatkan lidah dari serangan zat Capsaicin dari cabai. Aroma terasi juga terasa kuat di dalam mulut. Mantap!.
Dabu-dabu beo inilah yang membuat Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri ketagihan dan minta lagi dibungkuskan untuk dibawa pulang ke Jakarta. Ini diceritakan oleh Jogogu (Perdana Menteri) Kesultanan Bacan, Datuk Alolong Harmain Iskandar Alam.
"Di sini kan banyak sambal, ada 16 sambal. Ibu Megawati, yang paling favorit itu dabu-dabu beo. Malah dia suruh buatkan untuk dibawa ke Jakarta," kata pria usia 67 tahun ini. "Waktu Megawati menikmati dabu-dabu, itu jadi sibuk semua ajudan-ajudannya. Seharusnya makanan untuk Presiden disortir dulu, tapi dia nggak mau tahu dan main comot saja. Pengawal-pengawalnya pusing dibuatnya," kenang Harmain sambil tersenyum.
![]() |
8. Dabu-dabu manta
Dabu-dabu yang satu ini berbentuk irisan-irisan kasar tanpa diulek. Terlihat jelas hijaunya cabai kecil, merahnya tomat, bawang merah keunguan, dan daun kemangi. Dabu-dabu ini adalah yang paling familiar untuk kalangan orang luar Bacan ketimbang dabu-dabu jenis lainnya. Ini cocok sekali dimakan bersama ikan fufu. Rasanya lugas, pedas menyengat!
Ternyata delapan jenis dabu-dabu yang kami santap di atas hanyalah setengah dari ragam yang ada di Bacan. Total ada 16 variasi dabu-dabu di pulau ini. Yang belum kami cicipi adalah dabu-dabu kadondong, dabu-dabu tomat bakar, dabu-dabu bakasang dadang, dabu-dabu garu, dabu-dabu kacang, dabu-dabu kosmos, dabu-dabu sambal, dan dabu-dabu loid.
Baca berita lainnya mengenai Teras BRI Kapal Bahtera Seva di *Ekspedisi Bahtera Seva*. (dnu/odi)