Minuman dawet atau cendol merupakan minuman dingin yang populer di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Berupa butiran cendol yang diberi kuah santan, sirop gula merah dan es batu. Rasa gurih kenyal dan manis dinginnya disukai banyak orang.
Melintas di Jalan Samas KM.18, Dusun Warungpring, Desa Mulyodadi, Kecamatan Bambanglipuro, Bantul, kami tertarik pada sebuah banner di pinggir jalan yang bertuliskan 'Dawet Daun Pisang'. Tak jauh dari situ, tampak sebuah warung sederhana yang menjajakan dawet tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Karena penasaran, kamipun langsung menghampiri warung tersebut dan memesan satu gelas dawet daun pisang. Tak lama kemudian, seorang wanita menyuguhkan segelas dawet daun pisang.
Kesan pertama melihat bentuk fisik dawet daun pisang sama seperti dawet-dawet kebanyakan. Cendol berwarna hijau dicampur santan dan gula Jawa cair lalu ditambahi es batu.
Akan tetapi, saat ditegak barulah tercium aroma daun pisang yang segar kuat. Cendolnya sendiri berwarna hijau dengan bentuk yang lebih kecil dibanding cendol yang dijual di pasaran. Dari segi tekstur, cendol tersebut lebih lembut menyerupai cincau, sehingga lebih mudah dikunyah dan ditelan.
![]() |
Penjual dawet daun pisang, Muryanti (46) menjelaskan, bahwa dawet yang dijajakannya di Jalan Samas KM.18, Dusun Warungpring, Desa Mulyodadi, Kecamatan Bambanglipuro, Bantul memang bebeda. Karena bahan baku pembuatan cendol menggunakan tepung dan daun pisang.
"Aroma dan rasanya memang sedikit beda, karena saya menggunakan sari daun piang untuk pewarna cendol, dan cendolnya sendiri dibuat dari tepung pisang sebagai pengganti terigu," ujarnya saat ditemui di warung dawet daun pisang, Jalan Samas KM.18, Dusun Warungpring, Desa Mulyodadi, Kecamatan Bambanglipuro, Bantul, Kamis (28/2/2019).
Menurut warga Dusun Cangkring, Desa Sidomulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul ini, meski menggunakan bahan baku dari tanaman pisang, rasa dari dawetnya lebih terasa segar. Terlebih, dawet daun pisang memiliki banyak manfaat positif bagi tubuh saat mengkonsumsinya.
![]() |
"Manfaat dawet daun pisang banyak, karena kandungan polifenolnya tinggi. Sehingga antioksidan dan mengurangi risiko sakit jantung serta kanker. Juga bisa meredakan radang tenggorokan, meredakan mimisan, bisa sebagai obat batuk, obat sakit perut atau disentri dan meningkatkan kekebalan tubuh," katanya.
Untuk harga, segelas dawet daun pisang dibanderol dengan harga Rp 3 ribu rupiah. Menurutnya, harga tersebut merupakan harga promosi, mengingat ia baru membuka usaha dawetnya dua hari yang lalu.
"Ya karena baru buka masih separuh harga, dan kalau beli 5 saya kasih 6 (gelas dawet daun pisang)," ungkapnya.
Warung dawet daun pisang ini mulai buka dari pukul 09.00 hingga pukul 16.00 WIB. Wanita berhijab ini mengungkapkan, selama 3 hari pembeli dawetnya cukup banyak.
![]() |
"Ya sehari bisa puluhan sampai ratusan gelas terjual, mungkin karena unik dawet daun pisang jadi banyak yang penasaran," ucapnya.
Salah seorang pembeli, Mardiasih (35), warga Kesirat, Sidomulyo, Bambanglipuro, Bantul menyebut, bahwa ini kali pertamanya ia mencicipi dawet daun pisang. Menurutnya, rasa dari dawet daun pisang tidak jauh berbeda dengan dawet-dawet kebanyakan.
"Ya baru ini, sebelumnya belum pernah coba. Untuk rasanya enak dan segar, mungkin karena bahannya alami dan pakai tanaman pisang ya. Selain itu tadi dijelaskan juga (oleh Muryanti) kalau manfaat dari dawet daun pisang banyak dan bagus untuk tubuh," ujarnya.
"Karena banyak manfaatnya itu saya beli 3 gelas biar orang rumah merasakan," imbuh Mardiasih.
(adr/odi)