Walaupun secara tampilan kurang menyegarkan pandangan, tapi rasa dawet hitam ternyata lebih segar, kenyal dan gurih. Tak heran, rata-rata 100 mangkuk dawet hitam bisa dijual Siti Masitoh setiap harinya.
Baca Juga: Ini Rawon Kalkulator yang Potongan Dagingnya Besar dan 'Mlekoh' Rasanya
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warung yang terletak di Jalan Raya Pojok Garum ini memang tampilannya mencolok. Dengan konsep tradisional, ornamen bambu dipadu kayu menjadi daya tarik orang yang lewat. Apalagi, dawet ditaruh dalam kuali tanah liat berukuran besar.
![]() |
"Klaras itu dibakar lalu dihaluskan. Arang yang halus dicampur dengan adonan tepung sagu untuk bikin jenang. Seperti umumnya orang bikin jenang kok, gak ada bedanya. Hanya kalau saya pakai klaras itu," ungkapnya.
![]() |
"Orang sini kalau bikin dawet biasanya bahannya tepung beras. Mungkin karena ini dari tepung sagu jadi lebih kenyal dan gurih," imbuh wanita berusia 27 tahun itu.
Arang klaras, menurut Siti, juga bisa menambah kekenyalan dawet dan meninggalkan aroma yang khas pada dawet bikinannya. Tak pelak, usaha yang dirintis sejak tahun 2015 ini semakin ramai pembelinya.
"Awalnya penasaran. Sekalinya nyoba, eh ketagihan. Soalnya selain segar, kenyalnya dawet ini mengeyangkan. Cocok buat diet kalau siang," ucap pelanggan Mei pada detikcom.
![]() |
Untuk semangkuk dawet origin tanpa tambahan dijual seharga Rp 4000. Jika ditambah satu diantara ketiga bahan itu atau semuanya, harganya dibanderol Rp 5000 per mangkuk.
Baca Juga: Kriuk Renyah Keripik Usus Pepaya yang Gurih Enak
(sob/odi)