Tradisi sedekah laut tengah menjadi sorotan lantaran gelaran di Bantul baru saja dibubarkan paksa. Ternyata sedekah laut adalah tradisi yang sudah digelar secara turun temurun di beberapa daerah pesisir di Jawa.
Di beberapa daerah, sedekah laut digelar tidak bersamaan. Ada yang digelar untuk menyambut tahun baru Islam, ada juga yang menggelar sebagai ungkapan rasa syukur.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga : Sedekah Laut Dibubarkan, Makanannya Dibagi ke Pengunjung Pantai
Nasi tumpeng yang biasa dilarung dalam acara sedekah laut memiliki ukuran yang beragam namun tak jarang ukurannya sangat besar. Seperti tumpeng raksasa setinggi lima meter yang dilarung di laut Trenggalek.
![]() |
Bentuk dan isian nasi tumpeng juga melambangkan harapan, kesejahteraan dan kemakmuran. Nasi yang dibuat bentuk kerucut adalah lambang gunung. Sementara lauk pauknya terdiri dari banyak ragam mulai ayam, daging sapi, ikan hingga sayuran.
Tak hanya tumpeng yang dilarung ke laut, masyarakat juga membuat aneka makanan yang bisa disantap bersama-sama. Ada juga berbagai hasil bumi yang disusun dalam sebuah gunungan sayur dan buah, nantinya ini jadi serbuan masyarakat.
![]() |
Selain nasi tumpeng, ada juga makanan yang rutin hadir dalam acara sedekah laut. Misalnya seperti di Bantul yang menyajikan ayam suwir, lalapan dan nasi gurih.
Prosesi di Bantul ini menyajikan nasi, ayam dan lalapan menggunakan sebuah wadah pincuk. Ada juga ikan asap yang diolah dari ikan hasil tangkapan nelayan sekitar.
![]() |
Sayangnya banyak yang menganggap tradisi ini sebagai penyimpangan nilai agama. Padahal kalau dilihat dari sisi tradisi, banyak makna keakraban yang tersirat di dalamnya.
Tonton juga 'Kirab Tumpeng Encek, Kearifan Lokal Sarana Menyatukan Warga':
(dvs/odi)