Peringatan Hari Kopi Internasional dilakukan dengan tujuan sosial oleh warga Banyumas dan sekitarnya. Melalui kopi, para pegiat kopi di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah menggalang dana untuk membantu para korban gempa dan tsunami Sulteng.
"Sebenarnya ini kegiatan rutin untuk yatim piatu terus memang karena ada bencana di Palu, kita masukkan donasi untuk membantu saudara kita yang ada di Palu dan Donggala," kata salah satu pegiat kopi Banyumas, Hari Lolana kepada detikcom, (1/10/2018).
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bentuk acara ini lebih ke edukasi kalau kopi lokal itu ada, dan kita lebih mengangkat kopi lokal untuk robusta seperti kopi Baturaden, Purbalingga, dan Langgongsari. Untuk arabicanya yang ada ketinggian kita hadirkan dari Kalibening, Banjarnegara, lalu Batursari Kaligua di Brebes dan Kopi Gunung Malang di Purbalingga. Kita ingin angkat yang lokal dulu," ujarnya.
![]() |
"Lebih kepada (penilaian) kopi ini berharga, bukan masalah ngomong free nya, tapi sama-sama saling bersinergi di saat kita mengajak saling berbagi. Dengan media kopi ini kita bersinergi berbagi saling membantu sesama," jelasnya.
Baca juga : Ini 5 Perbedaan Kopi Arabika dan Robusta, Suka yang Mana?
![]() |
"Salah satunya karena cinta Banyumas, kopi ini masih murni dan tidak pakai gula, setidaknya berusaha hidup sehat. Selain itu untuk memajukan kopi Banyumas lebih maju dan terkenal lagi. Mudah mudahan, dengan kegiatan ini semua bisa berbagi dengan sesama untuk Palu dan Donggala," kata salah satu pencinta kopi Banyumas, Hani Nurhikmah.
Tonton juga 'Hari Kopi Sedunia, Apa Kata Mereka Soal Kopi?':
(dvs/odi)