Kopilung atau Kopi Melung tak sepopuler kopi Banaran atau Kintamani. Namun, kopi dari desa ini punya sejarah panjang dan keunikan rasa khas Melung.
Masyarakat Desa Melung, Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas, Jawa Tengah sejak dulu menamam dan mengonsumsi kopi. Namun seiring perkembangan jaman dan minimnya pengetahuan masyarakat, kopi Melung pun terlupakan. Setelah kopi lokal populer, kini kopi Melung mulai digarap kembali oleh masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Menurutnya kopi melung sendiri saat itu hilang tergerus jaman saat masyarakat desa mulai tertarik untuk menamam cengkeh dan albasia. Namun kemudian, masyarakat desa kembali menanam pohon kopi dalam satu lahan bersama pohon buah buahan dan tanaman kayu.
"Dulu di awal era kopi lalu ada era cengkeh, karena harga cengkeh jatuh saat itu, maka masyarakat kemudian beralih pada albasia. Albasia punya kelemahan yang kemudian mayarakat kembali lagi menanam kopi dan biasanya mayarakat menanam dalam satu lahan itu beragam, ada kopi ada buah- buahan lalu ada tanaman kayu," ujarnya.
![]() |
Saat ini, selain untuk mengangkat kembali sejarah kopi melung, diharapkan kopi yang ada di desa ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui proses produksi kopi yang benar.
"Yang memang khas wilayah sini, kalau mayarakatnya biasa mencampurnya dengan beras, mungkin ini mereplikasi dari Jepang itu ada kopi yang dicampur denagan beras merah. Meskipun di sini kita upayakan karena untuk menciptakan citarasa yang murni harus tidak dengan campuran. Rata-rata selama ini lebih banyak dikonsumsi sendiri dan selebihnya baru dijual, Kemudian kami berdayakan agar ini bernilai ekonomis," jelasnya.
![]() |
Selain itu karena desa Melung merupakan desa pinggir hutan yang berada di lereng Gunung Slamet maka dijalin kerjasama dengan Perum Perhutani untuk dapat menamam pohon kopi di area Perhutani.
"Dengan era sekarang diberikan pemahaman kepada masyarakat akan potensi yang bisa dihasilkan dari jaman nenek moyang. Kita upayakan dalam hal ini penerima PKH untuk peningkatan ekonominya agar mandiri. Kami berkomunikasi dengan Perhutani untuk ketersediaan lahannya,' tambahnya.
![]() |
Sementara menurut Rahmat, pendamping PKH Desa Melung, potensi di desa tersebut sangat banyak. Salah satunya yang menarik perhatiannya kopi melung. Dalam setiap pameran kopi Melung selalu menjadi perhatian.
"Setelah saya pelajari lebih dalam, potensi kopi sangat mendukung apalagi dengan kondisi alam di lereng Gunung Slamet. Setiap kali dihadirkan dalam pameran, pengunjung lebih tertarik dengan kopinya," ujarnya.
Baca Juga: Mengenal 5 Biji Kopi Terbaik di Indonesia Dari Berbagai Wilayah (sob/odi)