TripAdvisor merupakan situs wisata terbesar di dunia yang membantu wisawatan untuk merencanakan dan memesan perjalanan wisata. Selain itu, TripAdvisor juga memuat rekomendasi penginapan, liburan, paket perjalanan, hingga tempat bersantap.
Sayangnya, esksistensi situs ternama ini dirusak oknum yang tidak bertanggung jawab dengan memberikan ulasan palsu pada sejumlah restoran dan hotel. Dilansir dari Fox News (24/09) pelaku menawarkan ulasan positif dengan harga Β£ 38 atau Rp. 740.000 kepada hotel ataupun restoran. Hal tersebut telah ditemukan tim investigasi, The Times.
![]() |
Bahkan penyelidikan juga menemukan penawaran ulasan positif dengan harga yang lebih murah, yaitu sebesar Rp. 1.300.000 untuk 10 ulasan positif. Salah satu pemilik restoran mengaku telah mengunggah banyak ulasan positif, tetapi masih ingin meningkatkan peringkatnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ulasan palsu tersebut dilakukan oleh Fakespot.com yang menggunakan algoritma dan mesin untuk mengidentifikasi ulasan yang mencurigakan. Saoud Khalifah, pendiri Fakespot mengatakan bahwa TripAdvisor memiliki banyak masalah.
"Dari database kami, terdapat 32,9% ulasan palsu, Untuk B&B naik menjadi 41,9%," ujarnya. Dia juga menyarankan kepada pengguna TripAdvisor untuk hati-hati terhadap setiap ulasan.
![]() |
Namun TripAdvisor membantah tuduhan yang dilayangkan ini. Mereka mengatakan bahwa sangat menolak ulasan yang tidak akurat dan menyesatkan. Yang mengejutkan, mereka mengklaim pemberitaan tentang ulasan palsu dilakukan oleh media hanyalah 'click bait.'
"Kegunaan dan keakuratan konten di TripAdvisor adalah yang membuat situs kami populer bagi ratusan juta konsumen. Kami tidak pernah melupakan itu, oleh karena itu kami melawan penipuan dengan sangat agresif. Investigasi The Times didasarkan pada teknik yang benar-benar cacat," ujar perwakilan TripAdvisor.
Menurut mereka metode yang digunakan oleh Fakespot benar-benar tidak dapat diandalkan karena mereka tidak memiliki akses ke data teknis.
Baca juga : Miris! Restoran Terbaik di London Versi TripAdvisor Ternyata Fiktif (dvs/odi)