Sebagaimana dikabarkan Fox News (13/9), pemerintah ibukota Hanoi menganggap konsumsi daging anjing sangatlah tidak sesuai dengan kebiasaan masyarakat modern dan dianggap sebagai sesuatu yang buruk. Pengumuman ini dibuat oleh Wakil Walikota Hanoi yakni Nguyen Van Suu.
Larangan ini lantas dipublikasikan lewat postingan situs website resmi kota Hanoi pada Selasa lalu. Peraturan baru ini dibuat karena pihak pemerintah merasa khawatir dengan penyebaran virus rabies. Virus ini dipercaya berasal dari pengolahan daging anjing yang tidak benar. Terlebih, mereka tengah mencanangkan terbebas dari virus ini pada 2021 yang akan datang.
Foto: Istimewa |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perdagangan, pembunuhan dan penggunaan daging anjing dan kucing telah menimbulkan reaksi negatif dari wisatawan dan ekspatriat yang tinggal di Hanoi," bunyi surat pernyataan itu, seperti dilansir The Japan Times (12/9).
Para pejabat mengatakan saat ini ada sekitar 1.000 restoran dan pasar yang menjual daging anjing dan kucing. Sekitar 10 persen dari hampir 500.000 anjing dan kucing di Hanoi disembelih untuk diambil dagingnya.
Foto: Istimewa |
Nguyen Thi Minh, pemilik restoran di Hanoi yang menyajikan daging anjing selama lebih dari 20 tahun, mengatakan rabies tidak akan disebarkan dari masakan daging anjing. Ia beralasan selalu menggunakan daging dari anjing yang sehat dan memasaknya dengan benar.
"Orang-orang makan daging anjing dan tidak ada masalah," kata Nguyen Thi Minh. "Saya melayani pelanggan dari Korea Selatan, Amerika Serikat dan negara lain."
Tak hanya Hanoi saja, sebelumnya juga ada larangan mengonsumsi daging anjing dan kucing di Korea Selatan pada awal tahun ini. Pemerintah melarang semua restoran untuk tidak mengolah dan menyajikan daging anjing dan kucing selama Olimpiade Musim Dingin yang digelar di Pyeongchang.
Baca juga : Sudah Dilarang, Resto di Korsel Masih Jual Daging Anjing Saat Olimpiade (dvs/odi)

Foto: Istimewa
Foto: Istimewa
KIRIM RESEP
KIRIM PENGALAMAN