Seorang ibu dari Florida, Amerika, baru saja menuntut tiga bar yang dituduh menyajikan teh herbal, yang dianggap menjadi penyebab kerusakan otak putrinya.
Baca Juga:Amankah Melakukan Detoks dengan Minum Teh Saja?
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dokter menemukan bahwa Brette mengalami kerusakan pada bagian lobus frontal, atau bagian otak yang terkait dengan kreativitas, mobilitas, dan memori.
![]() |
Kratom merupakan pepohonan yang sering ditemukan di wilayah Asia Tenggara, seperti Malaysia, Myanmar, dan Thailand. Mengonsumsi daun kraton memang dapat menimbulkan efek samping seperti psikotropika, mengubah pikiran, hingga halusinasi.
Biasanya daun kratom dihancurkan, atau dirubah menjadi bubuk yang dimasukan ke dalam kapsul atau tablet, serta diseduh menjadi teh. Sebenarnya peredaran kratom, sudah dilarang di wilayah Alabama, Arkansas, Illinois, Indiana, Tennessee, hingga Wisconsin.
Ditambah Food and Drug Administration (FDA), telah menghubungkan kratom sebagai penyebab 44 kematian dari tahun 2011-2017.
![]() |
"Saya rasa tuntutannya tidak beralasan, karena banyak orang yang mengonsumsi dan meminum kratom. Dan tidak ada yang pernah memiliki masalah kesehatan," ungkap Levi Love, pemilik bar Mad Hatter.
Selain itu Levi mengungkapkan bahwa bar-nya hanya untuk orang-orang berusia di atas 18 tahun. Sementara Mary mengaku bahwa Brette sudah meminumnya sejak 4 tahun lalu. Sehingga kemungkinan besar Brette memesan teh herbal ini diam-diam, sebelum ia cukup umur untuk meminumnya.
Baca Juga: Kalau Terlalu Banyak Minum Teh Hijau, Anda Bisa Alami 5 Efek Buruk Ini
(sob/odi)