Usia Tak Jadi Penghalang Bagi 5 Penjaja Makanan Tradisional Ini

Terbaik dari Indonesia

Usia Tak Jadi Penghalang Bagi 5 Penjaja Makanan Tradisional Ini

Devi Setya - detikFood
Senin, 20 Agu 2018 15:33 WIB
Foto: detikcom
Jakarta - Usianya boleh tua tapi semangatnya tetap muda dan menggebu. Sosok-sosok inspiratif ini menjadi pelestari kuliner Indonesia.

Keriput tak bisa menutupi usia, belum lagi raga yang mulai melemah. Tapi beberapa orang tua ini tetap memilih berjualan kuliner khas. Berlokasi di Yogyakarta, inilah sosok mbah-mbah inspiratif penebar semangat.

1. Mbah Ginem - Penjual Tempe
Usia Tak Jadi Penghalang Bagi 5 Penjaja Makanan Tradisional IniFoto: Bagus Kurniawan/detikom
Nama aslinya Tuginem, usianya sudah di atas 90 tahun tapi bukan istirahat di rumah, mbah ini malah berjualan tempe di pasar Watuombo, Kulonprogo, Yogyakarta. Pasar ini hanya buka mengikuti hari pasaran pada kalender Jawa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mbah Ginem, begitu ia biasa disapa, menjajakan tempe yang dibungkus daun pisang sejak pukul 06.00 WIB. Mbah Ginem ini mengaku berjualan agar tetap memiliki kegiatan, pasalnya ia merasa pusing dan sakit ketika hanya di rumah saja.

Baca juga : Mbah Lindu, Penjual Gudeg Tertua di Yogya Terbaring Sakit

2. Mbah Lindu - Penjual Gudeg
Usia Tak Jadi Penghalang Bagi 5 Penjaja Makanan Tradisional IniFoto: Detikfood
Bagi pecinta gudeg di Yogyakarta pastilah sudah tak asing dengan Mbah Lindu. Nenek 98 tahun ini punya racikan gudeg yang sederhana namun selalu bikin kangen.

Mbah Lindu selalu menjajakan gudegnya di Jalan Sosrowijayan, Yogyakarta. Gudeg Mbah Lindu bisa dinikmati dengan nasi atau bubur. Tahun lalu Mbah Lindu terbaring sakit dan membuat dagangannya ini harus dijaga oleh putrinya. Semoga sehat terus Mbah Lindu!

3. Mbah Marto - Penjual Mangut Lele
Usia Tak Jadi Penghalang Bagi 5 Penjaja Makanan Tradisional IniFoto: dokdetikFood
Mbah Marto sudah lebih dari 60 tahun mengabdikan dirinya untuk mengolah mangut lele. Olahan lele dengan kuah gurih sedap ini dijualnya di sekitar Bantul, Yogyakarta.

Kelezatan mangut lele dan sapa hangat Mbah Marto bikin pelanggannya kembali terus dan makin banyak. Di warung sederhana yang juga merangkap dapur, Mbah Marto meracik lele. Kini di usia yang menginjak 80 tahun, Mbah Marto masih setia mengolah mangut lele.

4. Mbah Satinem - Penjual Jajanan Pasar
Usia Tak Jadi Penghalang Bagi 5 Penjaja Makanan Tradisional IniFoto: Istimewa
Mbah Satinem yang kini usianya 75 tahun masih semangat berjualan jajanan tradisional. Ia berjualan setiap pagi di dekat pertigaan Jalan Bumijo yang berbatasan dengan Jalan Diponegoro.

Jajanan yang ia tawarkan beragam mulai lupis, cenil, gatot dan tiwul. Mbah Satinem mengaku sudah berjualan sejak 1963 dan hingga kini masih setia menjajakan jajanan pasar ini.

Baca juga : Mbah Marto, Legenda Kuliner dengan Mangut Lele dari Sewon Bantul

5. Mbah Hari - Penjual Es Dawet
Usia Tak Jadi Penghalang Bagi 5 Penjaja Makanan Tradisional IniFoto: gudeg.net
Lelah usai berbelanja di pasar Beringharjo? Coba mampir ke lapak es dawet Mbah Hari. Wanita berusia 75 tahun ini menawarkan semangkuk es dawet segar yang siap meredakan dahaga.

Semangkuk es dawet racikan Mbah Hari berisi cendol warna-warni, cincau, santan dan gula merah yang dicampur nangka. Mbah Hari ini sudah mulai berjualan sejak tahun 1965 dan semua resep racikannya terjaga dan dibuat dengan bahan alami. Harganya juga murah meriah! (dvs/odi)

Hide Ads