Limbah makanan telah menjadi masalah lingkungan yang serius, terutama plastik yang memiliki dampak buruk bagi lingkungan. Setidaknya lebih dari 9 miliar ton plastik dihasilkan oleh manusia, dan hanya 9% yang di daur ulang.
![]() |
Diberitakan Munchies (27/07), para peneliti di Georgia Institute of Technology tengah berkerja untuk untuk menciptakan kemasan fleksibel yang terdiri dari lapisan chitin, komponen utama yang dari cangkang kepiting, udang, kerang, hingga tiram, dan selulosa, kandungan serat yang ditemukan dalam tanaman hijau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Dalam mengembangkan penelitian ini, kami membandingkannya dengan PET atau polyethylene terephthalate yang sering ditemukan dalam bahan plastik transparan dari minyak untuk membungkus minuman," tutur Meredith.
Sebelumnya, para peneliti ini sudah melakukan uji coba dengan memasukan plastik ramah lingkungan yang terbuat dari chitin ini ke dalam air. Hasilnya mirip dengan plastik pada umumnya, namun plastik ramah lingkungkan ini dapat diubah menjadi kompos.
"Bahan-bahan yang kami gunakan dalam pembuatan plastik ini, mengandung 67% pengurangan oksigen dalam bentuk PET, yang berarti secara teorinya, dapat menjaga makanan lebih segar dan tahan lama," lanjut Meredith.
Selain untuk mengurangi penggunaan plastik yang memiliki dampak buruk dari lingkungan, para peneliti juga ingin mengurangi limbah cangkang kepiting yang memproduksi sekitar 6-8 juta ton limbah cangkang setiap tahunnya.
![]() |
Meski begitu, masih dibutuhkan beberapa waktu lagi untuk para peneliti ini menyempurnakan plastik yang terbuat dari cangkang kepiting. Tim peneliti ini, masih mencari cara untuk menghemat biaya produksi cangkang ke plastik mereka.
Baca Juga: Wah, Kepiting Hidup Ini Masih Makan Sayuran Saat Dimasak!
Tonton juga video: 'Lezatnya Kepiting Raksasa Hokkaido'
(dvs/odi)