Nama 'jenang' dalam bahasa Jawa artinya bubur. Sedangan 'grendul' berasosiasi dengan tekstur kenyal-kenyal lengket dari bola-bola tepung kanji atau tepung ketan atau ubi merah dalam buburnya.
Baca Juga : Bubur Candil dan Bubur Mutiara yang Legit Harum
Foto: Dok. detikFood - Erliana Riady |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Dok. detikFood - Erliana Riady |
"Lebih gurih dari kanji kata para pembeli d isini. Makanya saya menyesuaikan. Bahan dasar tepung kanji diuleni jadi bulat-bulat. Lalu digodok campur air ditambah sedikit gula aren," jelas Restu.
Ibu dua anak ini mengaku butuh waktu hampir tiga jam untuk mengolah jajanan tradisional ini. Jenang sumsum berbahan tepung beras, grendul dari kanji dan dawet dari tepung beras diolah bergantian sejak pukul 02.00 wib.
Foto: Dok. detikFood - Erliana Riady |
"Saya hampir tiap pagi sarapan jenang grendul ini. Di perut lebih dingin daripada sarapan nasi," ujar Esti (48) warga Jalan Ir Soekarno ini.
Semangkuk jenang grendul dijual seharga Rp 4000 saja. Perpaduan manis, gurih jenang bersama guyuran santan semakin nikmat dengan gula aren pilihan. Tinggal menyesuaikan selera, mau dinikmati hangat atau ditambah es batu biar tambah segar.
(sob/odi)

Foto: Dok. detikFood - Erliana Riady
Foto: Dok. detikFood - Erliana Riady
Foto: Dok. detikFood - Erliana Riady
KIRIM RESEP
KIRIM PENGALAMAN