Jakarta - Dengan teknologi canggih, perkebunan ini produksi ribuan kilogram sayuran dalam sehari. Bukan perkebunan konvensional, melainkan perkebunan di dalam ruangan.
China membuat inovasi baru di bidang perkebunan. Negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia itu membuat perkebunan tanpa pestisida dan sinar matahari. Sehingga beberapa sayuran bisa tumbuh di dalam ruangan. Inovasi ini milik perusahaan bernama Sanan Sino-Science yang terletak di wilayah Anxi, Provinsi Fujian.
 Foto: Sanan Sino-Science |
Minggu lalu, perusahaan itu mengumumkan perluasan proyek smart farm berteknologi canggih. Luas pertanian itu kini mencapai 5000 m2. Karenanya perhari bisa menghasilkan delapan hingga 10 ton sayuran segar. Seperti dikabarkan
Daily Mail (6/9), hasil pertainan itu bisa memberi makan hampir 36.000 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena menggunakan teknologi terbaru, hanya dibutuhkan empat orang yang mengawasi smart farm ini. Hal ini tentu berbeda dengan pertanian konvensional. Dengan luas lahan yang sama, dibutuhkan sebanyak 300 petani untuk menggarap dan menanam sayuran.
Baca juga: Thailand hingga China Jadi Negara Pengekspor Pangan Global Terbesar (1)  Foto: Sanan Sino-Science |
Smart farm milik Sanan Sino-Science pertama diklaim jadi pertanian vertikal terbesar di dunia. Dengan luas lahan sebesar 1 hektar. Namun pertanian terbarunya ini disebut lebih efektif dan efisien dibanding pertanian vertikal.
"Dibandingkan dengan smart farm generasi pertama kami, perkebunan baru ini menghasilkan hasil yang lebih efektif sekaligus mengurangi biaya tenaga kerja dan lingkungan," tutur Zhan Zhuo selaku CEO Sanan Sino-Science.
 Foto: Sanan Sino-Science |
Salah satu keunggulan smart farm ini ialah waktu panen sayur yang cepat. Pertanian biasa membutuhkan waktu sekitar 40 hingga 60 hari untuk capai masa panen. Itu pun masih tergantung cuaca. Sedangkan smart farm hanya membutuhkan waktu 18 hari untuk memanen varietas sayur kecil dan 33 hingga 35 hari untuk varietas sayur besar.
Smart farm memakai sistem yang bisa mengatur suhu, sumber air, kelembapan udara, nutrisi, dan LED khusus yang menggantikan sinar matahari. Sistem ini dinilai bisa menghemat penggunaan air.
 Foto: Sanan Sino-Science |
"Metode ini sangat menguntungkan lingkungan yang menantang seperti padang pasir, pegunungan, atau di kota besar yang memelukan biaya lebih untuk upah tenaga kerja," ungkap Zhan.
Zhan juga menambahkan kalau smart farm ini bisa menghasilkan 3000 hingga 3.500 ton sayuran tiap tahunnya. Sayuran yang dihasilkan dari smart farm ini sendiri didistribusikan ke seluruh wilayah di Provinsi Fujian dan Shanghai. Harganya pun lebih mahal dibanding sayuran biasa.
Baca juga: Dragonfly, Lahan Pertanian Vertikal di Masa Depan
(dwa/odi)