Berdekatan lokasinya dengan Sumatra Barat, Pekanbaru juga punya kuliner peranakan Melayu Minang yang menggugah selera. Seperti camilan khas Minang, yaitu Sala Lauak juga populer dan digemari di Pekanbaru.
Baca Juga: Lewat Lubang Ventilasi Dapur Anda Bisa Beli Bakwan Cingok yang Gurih Enak Ini
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Gorengan renyah berbentuk bola-bola ini khas Pariaman, Sumatra Barat, ini memiliki rasa yang kenyal dan tekstur yang mirip seperti bakwan goreng. Warnanya kuning oranye mirip bola ubi dengan aroma rempah terutama kunyit yang kuat. Di sana camilan ini dijajakan di sepanjang jalan pinggir pantai.Di kota Pekanbaru,
Sala Lauak merupakanan jajanan murah, enak, dan mengenyangkan. Biasanya penjual Sala Lauak berkeliling menggunakan sepeda motor, lengkap dengan suara panggilan yang khas dari speaker kecil yang tertempel di belakang motor. Mirip seperti suara panggilan dari penjual tahu bulat, yang ikonik.
"Sala Lauak biasanya dibuat dengan tepung beras, dicampurkan dengan ikan asin yang telah dihaluskan, lalu dicampur dengan beberapa bumbu rempah seperti bawang putih, bawang merah, lengkuas, jahe, hingga garam," jelas Maulandiki selaku Marketing Communication dari FOX Harris Hotel Pekanbaru, disela-sela acara 'Exploring The Heritage of Pekanbaru'ke detikFood (07/07).
Dalam bahasa Minang, Sala artinya 'gorengan' dan Lauak artnya 'lauk'. Jika diterjemahkan Sala Lauak, merupakan lauk gorengan. Berbeda di Pekanbaru yang menjadikan bola renyah ini sebagai camilan. Kalau di daerah asalnya di Pariaman, Sala Lauak disajikan sebagai hidangan pendamping untuk makan lontong gulai saat sarapan.
"Warna kuning dari Sala Lauak ini merupakan dari campuran kunyit, jadi tidak menggunakan pewarna makanan sama sekali," lanjut Diki.
Satu buah Sala Lauak dibanderol seharga Rp. 500,- saja, teksturnya padat dan dijamin bikin kenyang. Biasanya penjual Sala Lauak di Pekanbaru juga menjual hidangan bola ubi manis, dengan parutan kelapa gurih yang cocok jadi teman minum teh di sore hari.
Baca Juga: Main ke Pantai Gandoriah, Jangan Lupa Jajan Rakik dan Sala Lauak
(sob/odi)
"Sala Lauak biasanya dibuat dengan tepung beras, dicampurkan dengan ikan asin yang telah dihaluskan, lalu dicampur dengan beberapa bumbu rempah seperti bawang putih, bawang merah, lengkuas, jahe, hingga garam," jelas Maulandiki selaku Marketing Communication dari FOX Harris Hotel Pekanbaru, disela-sela acara 'Exploring The Heritage of Pekanbaru'ke detikFood (07/07).
![]() |
Dalam bahasa Minang, Sala artinya 'gorengan' dan Lauak artnya 'lauk'. Jika diterjemahkan Sala Lauak, merupakan lauk gorengan. Berbeda di Pekanbaru yang menjadikan bola renyah ini sebagai camilan. Kalau di daerah asalnya di Pariaman, Sala Lauak disajikan sebagai hidangan pendamping untuk makan lontong gulai saat sarapan.
"Warna kuning dari Sala Lauak ini merupakan dari campuran kunyit, jadi tidak menggunakan pewarna makanan sama sekali," lanjut Diki.
![]() |
Satu buah Sala Lauak dibanderol seharga Rp. 500,- saja, teksturnya padat dan dijamin bikin kenyang. Biasanya penjual Sala Lauak di Pekanbaru juga menjual hidangan bola ubi manis, dengan parutan kelapa gurih yang cocok jadi teman minum teh di sore hari.
Baca Juga: Main ke Pantai Gandoriah, Jangan Lupa Jajan Rakik dan Sala Lauak