Ini Filosofi Dibalik Tradisi Bancakan yang Populer di Masyarakat Jawa Barat

Kuliner Pasundan

Ini Filosofi Dibalik Tradisi Bancakan yang Populer di Masyarakat Jawa Barat

Lusiana Mustinda - detikFood
Selasa, 03 Jul 2018 14:42 WIB
Foto: Dok. detikFood
Jakarta - Menyantap makanan secara lesehan dengan alas daun pisang bersama-sama jadi tradisi makanan di Jawa Barat. Ini dilakukan agar satu sama lainnya makin akrab.

Makan bersama sudah menjadi tradisi di Indonesia yang perlu dilestarikan. Bancakan merupakan cara menikmati makanan bersama-sama dalam satu wadah. Makan dengan gaya ini juga sering dilakukan saat selamatan atau syukuran.

Ini Filosofi Dibalik Tradisi Bancakan yang Populer di Masyarakat Jawa BaratFoto: Istimewa

Menurut filosofi, bancakan juga sering dilambangkan sebagai ucapan rasa syukur terutama memperingati kelahiran atau weton anak. Keluarga yang ingin melakukan syukuran tentu akan mengadakan selamatan dengan memasak nasi, lauk dan sayuran dalam porsi besar. Setiap orang makan duduk bersama dan makan dalam satu nampan besar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Makan Nasi Liwet dan Kembulan Beralas Daun Pisang Bisa di 4 Tempat Ini

Dalam tradisi makanan ini tidak ada jenjang diantara mereka. Semua statusnya dianggap sama karena budaya ini mencerminkan semangat gotong royong dan kerukuran dalam bermasyarakat. Sebelum mulai menikmati makanan, semua para undangan diberdoa, semoga anak yang dibuatkan bancakan diharapkan hidupnya akan selalu dilimpahkan dengan kebaikan, keberkahan, kesehatan dan bermanfaat bagi sesama.

Jika dilihat dari menunya, nasi beserta lauk dialasi dengan daun pisang. Selain nasi putih atau nasi liwet ada juga lauk berupa ikan teri, ayam goreng, ikan asin, tahu, tempe, lalapan, urap hingga sambal.

Ini Filosofi Dibalik Tradisi Bancakan yang Populer di Masyarakat Jawa BaratFoto: Dok. detikFood

Bancakan yang berisi lauk yang mengelilingi nasi ini disantap sekitar 6 hingga 10 orang. Proses memakannya dilakukan bersama dengan menggunakan tangan. Wah, tidak hanya makin dekat dengan saudara tapi juga kenyang!

Baca juga: Warung Teteh: Nikmatnya Rame-rame Menyantap Nasi Liwet Khas Sunda Beralas Daun (lus/odi)

Hide Ads