Kuliner yang hits dan booming di masyarakat terbagi menjadi dua yakni kuliner tradisional yang tampil baru dan kuliner yang memang hasil kreasi kekinian. Kepada Detikfood, Chef Odie Djamil mengatakan kuliner tradisional justru punya potensi yang jauh lebih besar untuk tetap eksis dibandingkan kuliner kreasi baru.
"Justru yang long lasting itu makanan klasik. Kenapa jajanan tradisional selalu jadi tren karena sehari-hari orang memang cari itu, memang camilannya mereka," kata Chef Odie yang juga pemilik restoran Maple & Oak ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Selain rasa yang familiar di lidah orang Indonesia, jajanan tradisional juga mudah ditemui dimana saja. Penjualnya bahkan bisa dijumpai di hampir seluruh pinggir jalan. Harga yang terjangkau kemudian jadi alasan berikutnya.
"Orang kan dari dulu memang jajannya cilok, cireng, seblak, sekarang ada tahu bulat. Siapa yang enggak suka tahu coba? Ada tahu bentuk baru, rasanya tetaap tahu ya pasti diburu," lanjut Chef Odie.
Kadang meskipun jajanan tradisional berevolusi dengan sentuhan kreasi kekiniaan. Asal sensasi rasa serta teksturnya tidak berubah maka orang akan tetap setia memburu.
Pria ramah ini juga menjabarkan kriteria selera orang Indonesia terhadap kuliner baru. Menurutnya orang Indonesia suka makanan yang rasanya manis, bertekstur fluffy serta makanan renyah.
![]() |
"Kalau mau jualan kuliner baru, harus paham dulu sama selera pasar. Baca market sebelum buka usaha, yang orang suka apa, harganya gimana. Kalau sudah tau pasti laris dan jadi tren kuliner," bebernya.
Intinya menurut Chef Odie, tidak ada tren kuliner yang aman. Semuanya terus berganti. Bahkan sirkulasi tren kuliner sangat cepat.
(adr/odi)