Setidaknya ada 5 orang praktisi kuliner yang memilih dan akhirnya menentukan 10 makanan yang layak dinobatkan sebagai yang paling populer. Praktisi kuliner ini antara lain Linda Burum seorang penulis kuliner di Los Angles Times, Robin Selden peraih gelar Chef of The Year in 2016, Mike Thelin pencetus festival kuliner terbaik di Amerika, Bret Thorn senior editor di Nations Restaurant News dan Izabela Wojcik seorang juri dari berbagai kontes kuliner.
Berikut deretan makanan yang menjadi tren sepanjang 2017.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Sangat mengejutkan karena segala makanan mulai dari es krim, croisant hingga koktail menjadi warna hitam karena bubuk arang," kata Izabela. Sementara Mike Thelin mengatakan, "Makanan yang menyenangkan untuk galeri instagram."
2. Makanan bubuk
![]() |
"Banyak koki yang bosan pada saus botolan dan kemudian mengubah saus ini menjadi bentuk bubuk. Rasanya tetap sama, hanya saja bentuknya yang berbeda," kata Linda Burum. Sementara Izabela Wojcik mengatakan perubahan bentuk ini jadi hal yang mengesankan selain memberi rasa, teknik ini menyumbang warna dan tekstur menarik pada makanan."
3. Crudites
![]() |
Bret Thorn menambahkan, sayuran segar ini biasa disantap bersama saus yang sehat dan lezat. Hal ini juga diamini oleh Robin Selden yang tak lain adalah peraih Chef of The Year 2016.
4. Biji-bijian eksotis
![]() |
"Quinoa, farro dan biji chia menjadi jenis bijian di urutan teratas dalam catatan saya," kata Robin Selden. Ia juga mengatakan selain tinggi nutrisi, bijian ini memiliki rasa gurih dan manis
Selain dijadikan campuran makanan, bijian ini juga bisa menggantikan sereal untuk sarapan pagi. Menurut Thelin, saat ini banyak restoran yang mengganti tepung terigu dengan tepung olahan dari biji-bijian.
5. Serangga
![]() |
"Serangga bahkan dijadikan sumber protein yang dinikmati di beberapa negara seperti Thailand," kata Linda Burum. Meski tampak mengerikan, serangga jadi makanan yang sangat populer bahkan di Meksiko dan Denmark.
"Ini bukan tipuan, ternyata serangga itu lezat!" kata Bret Thorn. Ia juga mengaku penasaran tren kuliner ini akan berlangsung sampai kapan (dvs/adr)