Disuguhkan dengan Beragam Lauk, Ini Cerita Dibalik Tradisi Nasi Tumpeng

Disuguhkan dengan Beragam Lauk, Ini Cerita Dibalik Tradisi Nasi Tumpeng

Lusiana Mustinda - detikFood
Jumat, 18 Agu 2017 15:07 WIB
Foto: iStock
Jakarta - Nasi tumpeng tidak hanya cantik dan enak tapi juga kaya makna. Selalu ada dalam perayaan selamatan atau syukuran, nasi tumpeng ternyata punya arti filosofis yang indah.

Perayaan HUT RI tidak hanya identik dengan perlombaan, tetapi juga soal menyajikan sajian nasi tumpeng. Sejak zaman dahulu, nasi tumpeng ini sering dijadikan sebagai simbol persembahan. Nasi yang dibentuk kerucut ini melambangkan sebagai gunung yang dahulu dipercaya sebagai tempat peristirahatan arwah nenek moyang.

Nasi tumpeng bisa dikatakan juga sebagai bentuk representasi hubungan antara tuhan dengan manusia dan manusia dengan sesamanya. Dalam kitab Tantupanggelaran atau yang disebut dengan kitab dari zaman Majapahit, diceritakan bahwa ketika saat Pulau Jawa berguncang, Batara Guru dalam konsep Hindu memerintahkan membawa puncak Mahameru India untuk menstabilkan Pulau Jawa dan Jadilah Gunung Semeru di Jawa Timur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jokowi sedang memotong nasi tumpeng.Jokowi sedang memotong nasi tumpeng. Foto: Biro Pers Setpres

Baca juga: 6 Makna Sajian Nasi Tumpeng yang Lezat

Pengaruh Hindu di tanah Jawa inilah yang kemudian membuat tumpeng dikaitkan dengan gunung Semeru yang kabarnya jadi tempat para dewa. Selain nasi tumpeng berbentuk kerucut dan menjulang tinggi seperti gunung tinggi dengan isian pelengkap tumpeng yang juga punya arti. Kalau isian tumpeng disusun horizontal yang memiliki lambang hubungan manusia dengan sesamanya. Keragaman lauk paukpun melambangkan kehidupan dunia yang kompleks.

Lauk pauk tumpeng umumnya mewakili unsur asal makanan. Terdiri dari 7 lauk dimana 7 dalam bahasa Jawa disebut pitu. Kata pitu merujuk pada arti pitulungan atau pertolongan. Di dalam tampah tumpeng biasanya terdapat lauk tahu dan tempe bacem, ikan petek, dan kuluban. Sedangkan di luar tampah disajikan ingkung (ayam utuh), umbi-umbian, bubur, dan jajanan pasar.

Untuk ayam, biasanya yang digunakan adalah ayam jantan utuh sebagai lambang menyembah Tuhan dengan utuh dan melepaskan sifat sombong manusia. Ikan petek dari laut melambangkan kekuasaan sedangkan ikan teri menjadi simbol kerukunan.

Aneka lauk untuk nasi tumpeng.Aneka lauk untuk nasi tumpeng. Foto: iStock

Sayuran tumpeng yang berisi kuluban juga penuh makna. Biasanya terbuat dari bayam (adem ayem), tauge (kesuburan, kemakmuran, hidup mudah), kacang panjang (umur panjang), dan kangkung (fleksibel dan mudah beradaptasi). Ada pula umbi-umbian yang merepresentasikan kesederhanaan dan tidak sombong.

Seiring berjalannya waktu, tumpeng sudah mulai meninggalkan nilai-nilai spiritual aslinya. Kini tumpang dibuat lebih estetik dan diperhatikan nilai gizinya. Karenanya menambahkan sayuran seperti seledri, wortel, dan tomat sudah banyak dilakukan. Lauk lain seperti perkedel, abon, telur hingga serundeng bahkan ikan asin.

Untuk penyajiannya, tumpeng kecil bisa disajikan untuk 10 orang. Ukuran sedang 20 orang dan ukuran besar 30 orang. Khusus perayaan HUT RI, biasanya nasi tumpeng tak sekedar jadi suguhan. Menghias nasi tumpeng juga sering dijadikan sebagai perlombaan kreasi ibu-ibu untuk menghasilkan tumpeng yang komplet dengan tampilan cantik.

Baca juga: Mau Ikut Lomba Tumpeng? Ini 5 Tips Menyusun Tumpeng yang Baik (lus/odi)

Hide Ads