Aragog diciptakan 2 tahun lalu oleh mixologist Romeo Palomares di Luciferina Bar, Meksiko. Ia sengaja menamai racikannya 'Aragog' karena terinspirasi makhluk laba-laba besar di film Harry Potter bernama sama.
Dikutip dari Oddity Central (16/5), hal ini bermula ketika Romeo ditantang bosnya untuk membuat koktail yang mampu menarik atensi pengunjung. Ia lapun mengunjungi pasar sihir Sonora untuk mencari bahan spesial apa yang cocok dicampurkan dalam minuman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Romeo menjelaskan bisa tarantula terasa "asam, asin, spesial, mirip tiram tetapi dengan efek lembut." Dalam hitungan detik setelahnya, lidah Romeo mati rasa dan sekitar mulutnya terasa kesemutan.
"Mulut saya terasa seperti usai pergi ke dokter gigi," lanjutnya. Namun ini adalah sensasi yang dicari Romeo.
Jika biasanya Romeo hanya butuh dua jam untuk membuat racikan cocktail baru, pada Aragog ia menghabiskan total waktu 5 hari. Banyak waktu dihabiskan saat memilih bahan lain untuk paduan bisa tarantula.
Sampai-sampai suatu saat ia dilarikan ke rumah sakit karena tenggorokannya benar-benar mati rasa usai menguji coba salah satu racikannya.
![]() |
Saat ditanya tentang konsekuensi kesehatan yang mungkin timbul usai menyesap Aragog, Romeo mengaku sudah berkonsultasi ke dokter sebelum menyajikannya. Ia lalu disarankan dosis yang tepat.
Romeo kini juga bekerja sama dengan laboratorium yang memasok bisa tarantula murni.
Jadi sensasi apa yang timbul usai minum Aragog? Salah seorang pengunjung mengatakan lidahnya mati rasa selama 10 menit. Sebelumnya ia merasakan sensasi kesemutan dan kram di tenggorokan serta sekitar mulutnya. Parahnya lagi hal ini bertahan 2 jam!
Romeo menambahkan pada beberapa orang, kadang mereka merasa berat di kelopak mata atau hipersalivasi. Meski begitu Luciferina Bar bisa menjual 200 koktail Aragog setiap malam. (lus/odi)