Beragam olahan nasi bisa dibuat dari nasi sisa semalam. Kecuali nasi goreng And abisa mencoba meracik sarapan gaya Jepang. Selain bernutrisi juga gampang disiapkan.
Menu sarapan tradisional Jepang yang terkenal adalah tamago kake gohan atau tamago gohan. Bahannya hanya nasi putih hangat dan sebutir telur ayam. Jika tak suka telur dan nasi, Anda bisa mencoba sajian nasi berkuah yang dikenal dengan nama Ochazuke atau Chazuke atau cha-cha gohan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Nama hidangan ini berasal dari 'cha' atau ocha yang berarti teh dan 'tsuke' yang artinya merendam. Memang sajian ini sederhana, nasi hangat dituangi ocha atau teh hijau panas. Kemudian diberi aneka topping seperti omeboshi, nori, biji wijen, wasabi, shiokara (acar seafood), ayam rebus atau bahan lainnya.
Umumnya yang tersisa dari santap malam. Kebiasaan menyantap nasi dituangi air hangat sudah dikenal di Jepang sejak masa Heian abad 8. Pada masa Edo abad 17 teh mulai dikenal dan dipakai sebagai pengganti air. Jenis tehnya bisa disesuaikan dengan selera, sencha, genmacha, matcha atau hojicha.
![]() |
Pada tahun 1950 mulai dijual kemasan kuah ochazuke instan. Isinya teh bubuk, kombu dan dashi intan. Tinggal dilarutkan air panas dan dituangkan ke atas nasi panas untuk mendapatkan rasa gurih enak.
Kini sudah banyak dijual kemasan kaldu untuk chazuke dengan beragam rasa kaldu seperti kaldu udang, ikan sarden, salmon, atau tuna. Selain mudah diracik, chazuke disukai karena rasanya gurih, bisa diberi aneka topping dan bernutrisi sebagai menu sarapan.
Di Jakarta kemasan kaldu instan ini bisa didapatkan di supermarket besar atau toko bahan makanan Jepang. (odi/odi)