Beberapa tahun lalu 'bubble tea' jadi minuman teh trendy. Hampir di setiap mall ada gerainya. Racikan teh dan susu. Atau susu dengan aneka rasa diberi bubble, atau bola-bola kenyal berwarna cokelat kehitaman.
Minuman teh asal Taiwan ini juga biasa disebut pearl milk tea karena biasanya juga dicampur susu.Sedang pelengkap bola hitam kecil kenyal yang membuat minuman ini lebih mengenyangkan terbuat dari tepung tapioka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Gaya baru sajian teh dingin membuat bisnisnya berkembang. Kemudian pada tahun 1988, manager pengembangan produknya, Liu Hsiu Hui, menuangkan pudding dan bola tapioka dalam teh saat rapat, ide bubble teapun muncul.
Bukan hanya disukai anggota rapat, minuman ini juga jadi produk terlaris franchise Chun Shui Tang Teahouse. Bubble teapun mulai populer, awalnya di area Asia Timur dan Tenggara pada 1990an. Dan terus bereskspansi hingga dunia barat seperti di Kanada dan Amerika.
Kini telah banyak modifikasi pada bubble tea. Mulai dari adanya tambahan susu serta pada tehnya. Dulu hanya digunakan black tea varian oolong dan earl grey. Kini basis bubble tea sudah beragam ada fruit tea berbagai rasa, green tea juga yuanyang (campuran kopi dan black tea).
![]() |
Sayangnya, minuman teh favorit banyak orang ini pernah beberapa kali terkena kasus masalah kesehatan. Misalnya pada tahun 2011 di Taiwan ditemukan adanya DEHP, zat kimia karsinogen, sebagai stabilisator minuman.
Kemudian pada 2012, peneliti dari Technical University of Aachen Jerman menemukan adanya beberapa zat kimia polychlorinated biphenyls penyebab kanker dalam bola tapioka bubble tea. FDA Taiwan segera menangani hal tersebut dan pada pengujian selanjutnya tidak ditemukan zat berbahaya. (ani/odi)