Jakarta - Pengunjung berdatangan ke restoran gourmet terbaru di Cartegna yang ada di dalam penjara wanita San Diego. Narapidana wanita sebagai pelayannya.
Restaurante Interno resmi dibuka pada bulan Desember tahun lalu. Resto ini telah berhasil menarik wisawatawan yang berkunjung ke kota Cartagena. Terletak di dalam
penjara wanita, menarik perhatian para pengunjung yang makan di aula penjara yang telah direnovasi. Diberi sentuhan warna merah muda cerah serta hiasan bunga dan bantal-bantal kecil yang nyaman.
 Foto: Interno / Instagram |
Dilansir dari Lonely Planet (30/01/17), popularitas restoran ini meningkat dengan pesat.Tahanan atau narapidana belajar ketrampilan menjalankan sebuah restoran. Serangkaian kursus ini dijalankan oleh chef selbriti terkenal. Mereka belajar bagaimana cara membuat masakan dan kue.
Banyak resep yang digunakan di restoran ini berasal dari sumbangan para chef yang memiliki keahlian khusus dalam masakan khas Kolombia. Termasuk minuman cocktail bass dan makanan khas Cartagena yang berisi irisan daging sapi sebagai makanan utama.
Restoran dalam penjara ini menawarkan makanan yang dibandrol dengan harga $80 atau sekitar 1 juta rupiah per orang. Mencakup tiga makan mulai dari pembuka hingga penutup, serta satu gelas jus dengan wine. Proyek ini terinspirasi dari restoran InGalera di Milan yang dibuka pada bulan November 2015 silam. Terletak dalam penjara Bollate diterima dengan respons yang sangat baik.
 Foto: Interno / Instagram |
Restoran penjara ini bergerak di bawah organisasi sosial yaitu Fundación Interno Foundation yang berkerja dengan pihak lapas dan tahanan serta mantan narapidana.
Sebelumnya penjara San Diego ini telah lama mendapakatkan kritik karena dinilai populasinya terlalu padat dan telah melebihi kapasitas penampungan. Setelah bebas dari penjara, banyak masyarakat yang merasa takut dengan hadirnya mantan narapidana. Inilah yang menginspirasi terbuatnya ide restoran Interno.
 Foto: Interno / Instagram |
Selain untuk membantu mantan narapidana mendapatkan penghasilan, juga mendorong kepercayaan masyarakat kepada mantan narapidana.
(ani/odi)