Gurih Renyah Tahu Goreng dengan Isian Pedas Menyengat

Ragam Jajanan Gerobak

Gurih Renyah Tahu Goreng dengan Isian Pedas Menyengat

Andi Annisa Dwi Rahmawati - detikFood
Jumat, 13 Jan 2017 10:30 WIB
Foto: detikFood
Jakarta - Tahu goreng yang gurih pedas selalu dicari orang. Seperti gehu khas Bandung dengan isian sayuran renyah.

Tahu isi pedas atau gehu banyak dijumpai di Bandung. Sebutan gehu berarti "tauge tahu" yang menunjukkan isian tahu goreng. Selain tauge, ada juga sayuran renyah seperti wortel dan kol didalamnya.

Gehu berbeda dari tahu isi biasa karena sengatan pedasnya. Saking pedasnya, beberapa orang menyebut gehu dengan jeletot.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rasa pedas berasal dari pemakaian cabai giling dalam campuran isian tahu. Kadang tepung pelapis tahu juga ikut ditambahkan cabai.

Gurih Renyah Tahu Goreng dengan Isian Pedas MenyengatFoto: detikFood

Salah satu penjual tahu isi pedas adalah Bang Zein di kawasan Buncit, Jakarta Selatan. Gerobak tahunya buka jam 5 sore. Sering kali sudah diantre pembeli meskipun tahu baru digoreng.

Kepada detikFood, sang penjual menjelaskan tahu pedas dibuat dari tahu putih biasa bukan tahu Sumedang. "Tahunya kami buat sendiri
siang-siang. Diisi sayur dan cabai," tuturnya.

Dalam sehari, Bang Zein yang ada di 7 lokasi berbeda di Jakarta bisa menjual 2000 tahu pedas. "Jumlah di tiap tempat berbeda. Ada yang bawa 600 buah tahu per hari. Biasanya habis semua," jelas sang penjual.

Tiap tahu pedas dijual Rp 2.500. Permukaan tepungnya renyah dengan tekstur tahu yang empuk. Isian tauge, irisan wortel, dan kolnya cukup pedas. Namun tidak sepedas tahu jeletot di tempat lain.

Gurih Renyah Tahu Goreng dengan Isian Pedas MenyengatFoto: detikFood

Selain tahu, Bang Zein juga menjual lumpia udang dan cireng isi pedas. Keduanya juga jadi favorit. Tampilan lumpia udang mirip risol dengan tepung panir yang menyelimuti permukaannya.

Isian cacahan udang dan daun bawangnya terasa gurih enak. Sementara cireng diisi cacahan daging ayam berbumbu pedas. Keduanya dijual Rp 2.500.

Meski lokasi dan gerobak jualannya sederhana, sang penjual rupanya harus membayar biaya tinggi tiap bulan. "Sewa di sini bayar Rp 700.000 per bulan. Belum lagi nyewa gerobaknya Rp 300.000 per bulan," pungkas si penjual.

(adr/odi)

Hide Ads