Sertifikat keamanan pangan diperlukan untuk menyediakan makanan di Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020. Karena itu pemerintah Jepang berusaha membantu para petani lokal. Pemerintah setempat berencana memberikan subsidi kepada petani yang memperbaharui ladangnya guna pengajuan sertifikat keamanan pangan.
Langkah tersebut dirancang agar makanan Jepang menjadi daya tarik saat dunia menyoroti Jepang ketika Olimpiade berlangsung, lapor The Japan News (08/01). Sebab pemerintah bertujuan memperluas ekspor produk pertanian Jepang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Olimpiade merupakan kesempatan terbaik untuk menyorot budaya makanan Jepang ke seluruh dunia. Bila lebih banyak petani yang mendapat sertifikat keamanan maka bisa menjadi dasar untuk memperluas ekspor pertanian Jepang," sebut pihak pemerintah.
Makanan di athlete village dan tempat kegiatan olahraga memang sudah diminta untuk memenuhi standar keamanan pangan internasional. Pada bulan Desember, panitia penyelenggara Olimpiade meminta pemasok makanan untuk mendapat Global GAP (Good Agricultural Practice) yang merupakan standar yang diakui secara internasional untuk produksi pertanian. Bisa juga berupa JGAP, standar serupa di Jepang.
Namun petani menghadapi kendala. Termasuk biaya untuk pengajuan Global GAP dan perlunya memberi aplikasi dalam bahasa Inggris.
![]() |
Padahal petani yang ingin memasok beras dan gandum bagi Olimpiade 2020 perlu mendaftar Global GAP paling lambat musim semi tahun depan. Akan tetapi, sistem sertifikasinya belum populer dikalangan petani. Menurut kementerian pertanian Jepang, hanya sekitar 400 pertanian yang sudah mendapat Global GAP.
"Jika tidak dilakukan, Jepang tidak mampu menyediakan bahan makanan domestik untuk Olimpiade 2020 dan harus menggunakan produk impor," ungkap seorang pejabat senior kementerian pertanian Jepang, seperti dilaporkan Jiji Press. (msa/odi)