Baru-baru ini WWF mengumumkan sebuah studi yang menyebutkan numi akan kehabisan ikan pada tahun 2048. World Wildlife Fund (WWF) adalah organisasi non-pemerintah internasional yang menangani masalah seputar konservasi, penelitian dan restorasi lingkungan.
Makanan ini selain pakai nasi juga seafood segar. Tidak akan ada lagi salmon rolls, tempura, tuna roll dan tuna panggang dari restoran sushi.
Ikan dan sushi akan lenyap secara permanen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dikabarkan oleh thrillist.com (8/12/16), Quartz membahas masalah ini terutama pada spesies ikan tuna sirip biru. Spesies ikan yang dapat merangkum tentang apa yang dihadapi hampir setiap makhluk bawah laut lainnya.
Saat ini, tuna sirip biru hanya berjumlah 2,6% dari total populasi sebelumnya. Amanda Nickson, direktur Global Tuna Conservation di Pew Charitable Trust mengatakan hal ini merupakan bahaya sangat serius dan bila tidak ada aksi mengaatsinya dalam 2 tahun kedepan, spesies tuna sirip biru akan punah.
Itulah contoh yang mewakili nasib hampir setiap ikan di masa depan. Suatu spesies menjadi langka karena penangkapan berlebihan dan perubahan iklim.
Namun, permintaan terus naik, nelayan pun bergerak mencari spesies lain dan akan menangkapnya sampai mereka habis juga. Siklus buruk ini terus berlanjut dan berulang.
![]() |
Saat banyak gerai sushi membanggakan diri mereka karena melakukan praktek berkelanjutan, untungnya, lebih banyak juga yang secara terbuka mengumumkan kelangkaan ikan terutama tuna sirip biru.
Jika langkah pencegahan penangkapan berlebihan dan peningkatkan pelestarian ikan tidak segera dilakukan, Anda dan kita semua harus membiasakan diri makan lebih banyak ikan palsu di masa depan. Tentunya akan berurusan dengan diare sebagai efeknya.
Anda bisa memulai langkah pencegahan dengan memerhatikan apa yang Anda pesan di restoran sushi, seperti bertanya apakah mereka menggunakan tuna sirip biru. (msa/odi)