Baru-baru ini ada sebuah eksperimen dilakukan di sebuah restoran tepi pantai yang terkenal di kalangan penikmat kuliner, dan telah meraih bintang Michelin. Restoran itu terletak di San Sebastian, Basque Spanyol utara.
Eskperimen ini diberi nama "Brainy Tongue" yang menggabungkan ilmu pengetahuan dan makanan. Hasil eksperimen ini kemudian ditampilkan di Basque Culinary Center. Sebuah universitas yang sepenuhnya didedikasikan untuk meneliti makanan, demikian dikabarkan bbc.com (10/11/16).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Mengupas lapisan emosi
|
Foto: GettyImages
|
"Kita biasanya menyimpan banyak memori. Akan tetapi ketika seseorang telah berbicara tentang sebuah hal, tentang sebuah jenis makanan misalnya. Maka memori kita akan kembali lagi, dan orang akan mendapatkan efek nostalgia. Sehingga orang tersebut jadi jauh lebih terbuka ketika berbicara, hal inilah yang dinamakan sebagai pengupas lapisan e"mosi, ungkap Heston.
Heston juga mengungkapkan bahwa dia ingin melakukan eksperimen tentang bagaimana sebuah restoran bisa menggunakan 'kisah' untuk membangkitkan memori.
2. Ilmu rasa
|
Foto: GettyImages
|
"Tidak ada singa di alam bebas yang mengonsumsi air tonik." tutur Charles
Tapi Charles mengatakan rasa selera diperoleh dari lingkungan sosial dimana orang cendrung menolak mengonsumsi makanan atau minuman yang tidak terlalu lekat dengan budaya sekitar seperti minum bir dan kopi.
3. Membangkitkan selera
|
Foto: GettyImages
|
"Bagi saya, setidaknya saya membutuhkan enam sendok teh gula di dalam kopi, untuk mendapatkan rasa manis yang saya inginkan," ucapnya.
Dia juga akan melakukan penelitian dalam mengubah rasa makanan melalui senyawa kimia, sehingga bisa dinikmati oleh orang-orang tua yang indera perasanya sudah menurun.
"Nantinya makanan-makanan ini akan disesuaikan sesuai faktor genetik, dan kondisi orang yang mengonsumsinya. Saya berharap bahwa penemuan ini kedepannya bisa dijadikan alat bantu untuk lidah yang mulai menua, sama seperti kacamata untuk mata yang rabun," tangkasnya.
4. Berpikir teralu lama
|
Foto: GettyImages
|
Dana Small, seorang psikiater dan ahli rasa di Yale University, mengatakan bahwa otak manusia telah berkembang selama jutaan tahun, berjuang untuk mengatasi kombinasi makanan di era modern yang tinggi akan lemak dan gula.
5. Faktor genetik
|
Foto: GettyImages
|
"Banyak orang berpikir bahwa obesitas sebagian besar merupakan masalah makan berlebihan yang didorong secara emosional. Namun pada kenyataannya tidak semua orang yang menderita obesitas karena makan berlebihan. Faktor genetika mengambil peranan penting dalam pertumbuhan dan bentuk tubuh seseorang," katanya.

KIRIM RESEP
KIRIM PENGALAMAN