Minuman tradisional beralkohol biasanya dihasilkan dari fermentasi ketan putih hingga nira. Selain disajikan sebagai penghangat tubuh, minuman ini juga banyak digunakan sebagai persembahan untuk ritual keagamaan.
Berikut ini beberapa jenis minuman fermentasi cair yang ada di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cuka aren adalah cuka yang dihasilkan dari nira aren yang difermentasi. Pada saat proses fermentasi, nira aren akan menghasilkan alkohol sehingga keasamannya akan meningkat oleh bakteri Acetobacter Acetic akan lebih aktif untuk mengubah alkohol menjadi asam asetat.
Asam cuka aren ini biasanya juga dijadikan sebagai bahan penyedap rasa dan juga sering digunakan sebagai pengawet.
![]() |
Selain untuk keperluan ritual keagamaan, arak Bali dan brem Bali juga dikenal sebagai minuman kesehatan masyarakat. Brem Bali adalah minuman fermentasi khas Bali yang terbuat dari campuran ketan hitam dan putih. Dikemas dalam botol bulat mungil atau dalam botol bir.
Sedangkan arak Bali merupakan minuman keras hasil fermentasi yang bisa dibuat dari tuak kelapa dengan cara destilasi (penyulingan). Arak juga dapat dibuat dari beras atau beras ketan putih melalui proses fermentasi jadi tape. Kemudian diperas dan cairannya difermentasi untuk selanjutnya dilakukan proses destilasi. Kadar alkoholnya sekitar 37-50%. Arak asal Bali ini sering digunakan dalam upacara-upacara adat.
Di Bali, arak Bali berkembang di desa Tri Eka Bhuaha, Kecamatan Sidemen Karangasem Bali, dimana desa ini merupakan salah satu desa penghasil arak yang berjarak 90 kilometer dari Denpasar, Bali.
Dalam proses pembuatannya, warga akan menghaturkan sesajen khusus di dapur dan juga di atas tungku untuk memohon perlindungan dan berkah Ida Bharata Arak Api untuk mendapatkan kemurahan hati dewa.
3. Arak beras
Arak beras merupakan minuman beralkohol yang dibuat dari beras. Berbeda dengan anggur, arak beras difermentasi dengan pati beras yang berubah menjadi gula.
Dalam proses pembuatannya, beras ketan difermentasi dengan ragi tape. Campuran ini kemudian disimpan selama kurang lebih lima hari hingga berubah bentuk menjadi tape. Setelah itu, tape diremas-remas kemudian dipisahkan antara air dan ampasnya.
Cairan ditambahkan lagi dengan ragi, kemudian disimpan selama 15 hari. Untuk meningkatkan kadar alkohol di dalamnya, brem kemudian disimpan lagi selama 6 hingga 8 bulan.
Kadar alkohol yang ada dalam brem ini berkisar antara 3 hingga 5 persen dengan warna cokelat yang khas dari ketan hitam.
![]() |
Legen merupakan minuman tradisional khas Jawa, khususnya di Jawa Tengah dan Timur. Minuman ini diambil dari bagian pohon siwalan. Legen memiliki tenggang waktu fermentasi yang lebih cepat daripada air kelapa. Jika didiamkan lebih lama, legen akan berubah menjadi tuak dan menghasilkan alkohol karena proses fermentasi.
Selain itu, ada juga Moke yang merupakan minuman tradisional asal Flores yang terbuat dari hasil penyulingan buah dan bunga lontar maupun enau. Satu botol moke membutuhkan waktu kurang lebih 5 jam untuk menunggu proses tetesan dari alat penyulingan yang menggunakan wadah batang bambu. Rasanya asam sedikit manis! (lus/odi)